Berdasarkan laporan statistik Perusahaan Listrik Negara (PLN), pada 2023 PLN memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas terpasang 45,09 ribu megawatt (MW).
Angka tersebut tumbuh 0,3% dibanding 2022 (year-on-year/yoy) yang kapasitasnya 44,93 ribu MW.
Pembangkit yang kapasitasnya tumbuh paling pesat adalah jenis minihidro.
Pada 2023 kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) milik PLN tumbuh sekitar 1.090% (yoy) menjadi 409,43 MW.
Pertumbuhan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga cukup pesat, dengan peningkatan 13% (yoy) menjadi 32,33 MW.
Kendati begitu, porsi PLTM dan PLTS masih sangat kecil secara nasional, tak sampai 1% dari total kapasitas terpasang PLN.
Sampai 2023 PLN masih didominasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang besarnya 20,4 ribu MW, setara 45,3% dari total kapasitas terpasang PLN.
Berikut rincian kapasitas terpasang pembangkit listrik milik PLN pada 2023, beserta pertumbuhannya dibanding 2022:
- Tenaga Uap (PLTU): 20.439,90 MW, naik 0,1% (yoy)
- Gas dan Uap (PLTGU): 12.089,10 MW, naik 2,8% (yoy)
- Diesel (PLTD): 3.521,21 MW, turun 1,2% (yoy)
- Tenaga Air (PLTA): 3.142,85 MW, turun 10,6% (yoy)
- Gas (PLTG): 2.763,97 MW, turun 1,2% (yoy)
- Mesin Gas (PLTMG): 2.071,31 MW, turun 5,4% (yoy)
- Panas Bumi (PLTP): 579,26 MW, stagnan
- Minihidro (PLTM): 409,43 MW, naik 1.092% (yoy)
- Mikrohidro (PLTMH): 44,84 MW, turun 2,8% (yoy)
- Tenaga Surya (PLTS): 32,33 MW, naik 13% (yoy)
- Biomassa (PLTBM): 0,52 MW, stagnan
- Tenaga Angin/Bayu (PLTB): 0,47 MW, stagnan
(Baca: Listrik PLN Masih Oversupply sampai 2023)