Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih mengalami kelebihan pasokan atau oversupply listrik sampai 2023.
Hal ini terlihat dari data laporan Statistik PLN (Unaudited) 2023 yang dipublikasikan pada Maret 2024.
Menurut laporan tersebut, sepanjang 2023 PLN memiliki pasokan listrik 323,3 ribu gigawatt-hour (GWh). Sekitar 57% di antaranya dibangkitkan sendiri dan 43% dibeli PLN dari pihak lain.
Kemudian pada 2023 listrik PLN yang terjual ke pelanggan 288,4 ribu GWh, dan listrik yang dipakai sendiri oleh PLN serta susut energi 28,8 ribu GWh, sehingga total listrik yang terjual dan terpakai/susut mencapai 317,2 ribu GWh.
Berdasarkan data ini, pada 2023 PLN memiliki sisa kelebihan pasokan atau oversupply sekitar 6,1 ribu GWh.
Kondisi serupa terjadi setidaknya dalam sepuluh tahun terakhir, meski kelebihan pasokannya cenderung berkurang.
Berikut rincian estimasi oversupply listrik PLN berdasarkan perhitungan: Pasokan Listrik yang Diproduksi dan Dibeli PLN - (Listrik yang Terjual ke Pelanggan + Listrik yang Dipakai PLN dan Susut Energi):
- 2014: 7.9 ribu GWh
- 2015: 8,5 ribu GWh
- 2016: 9,2 ribu GWh
- 2017: 9,4 ribu GWh
- 2018: 7,4 ribu GWh
- 2019: 7,6 ribu GWh
- 2020: 6,3 ribu GWh
- 2021: 6,7 ribu GWh
- 2022: 6,6 ribu GWh
- 2023: 6,1 ribu GWh
(Baca: Tarif Listrik PLN untuk Rumah Tangga Naik 52% dalam Sedekade)