Pasar wisata internasional semakin pulih dari dampak pandemi Covid-19. Namun, sampai 2024 masih ada sebagian kecil pasar yang belum pulih sepenuhnya.
Hal ini terlihat dari laporan World Tourism Barometer terbaru yang dirilis UN Tourism, badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di bidang pariwisata.
>
(Baca: Kunjungan Turis Asing ke RI Naik pada Desember 2024)
Menurut data UN Tourism, sebelum terjadi pandemi, selama periode 2010-2019 perjalanan wisata lintas negara di skala global konsisten meningkat setiap tahun.
Rekor paling tinggi tercatat pada 2019 dengan 1,46 miliar kedatangan turis internasional di seluruh dunia.
Lantas pada tahun 2020 angkanya anjlok drastis akibat kemunculan Covid-19. Pemulihannya juga berjalan lambat, karena sampai 2023 jumlah kedatangan turis internasional masih di bawah level pra-pandemi.
Kendati lambat, pemulihan terus berlanjut. Pada 2024 jumlah kedatangan turis internasional secara global naik lagi, hingga nyaris menyamai rekor tertinggi sebelum pandemi.
"Dengan 1,4 miliar kedatangan turis internasional secara global, tahun 2024 menandai pemulihan dunia pariwisata dari krisis terburuk dalam sejarah di sektor ini," kata UN Tourism dalam siaran pers (20/1/2025).
"Pada tahun 2024 sebagian besar destinasi wisata menerima lebih banyak kunjungan turis internasional dibanding sebelum pandemi," lanjutnya.
Namun, jika diukur dari pencapaian pra-pandemi tahun 2019, pasar wisata internasional pada 2024 baru pulih sekitar 99%, sedangkan 1% belum sepenuhnya pulih.
Pasar wisata yang belum pulih sepenuhnya ini berada di kawasan Amerika dan Asia-Pasifik.
Pada 2024 jumlah kedatangan turis internasional di kawasan Amerika baru 97% dibanding tahun 2019. Kemudian di Asia-Pasifik pemulihannya baru 87%.
Di sisi lain, pasar wisata Timur Tengah, Eropa, dan Afrika mengalami pemulihan sangat kuat di atas 100%, dengan jumlah kedatangan turis internasional yang melampaui capaian pra-pandemi.
(Baca: Turis Asing yang Kunjungi Indonesia pada 2024 Mayoritas Milenial)