Bank Dunia memperkirakan rata-rata harga perak di pasar global pada 2025 mencapai US$38/troy ons, naik 34% dibanding tahun lalu (year-on-year/yoy).
Mereka juga memprediksi tren peningkatan harga perak akan berlanjut, hingga rata-ratanya naik 8% (yoy) menjadi US$41/troy ons pada 2026.
(Baca: Proyeksi Harga Emas Tahun 2026 dari Bank Dunia)
Dalam laporan Commodity Markets Outlook edisi Oktober 2025, Bank Dunia menyatakan kenaikan harga perak pada 2025-2026 dipengaruhi oleh bertambahnya permintaan, sedangkan pasokan terbatas.
"Permintaan perak diproyeksikan akan terus tumbuh secara stabil, mencerminkan peran gandanya sebagai aset safe-haven dan bahan baku penting di sektor-sektor industri yang berkembang pesat, seperti energi terbarukan dan semikonduktor," kata Bank Dunia.
"Dalam jangka pendek, manufaktur industri dan instalasi panel surya diperkirakan akan mendukung permintaan perak, sementara meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dapat makin memperkuat investasi safe-haven," lanjutnya.
Bank Dunia menilai harga perak bisa naik lebih tinggi dari perkiraan jika ada eskalasi ketegangan geopolitik, seperti perang tarif dagang atau konflik antarnegara yang memburuk.
Namun, ada pula beragam faktor yang berpotensi menurunkan harga perak.
"Meredanya ketegangan geopolitik secara berkelanjutan dapat menekan permintaan aset safe-haven," kata Bank Dunia.
"Selain itu, permintaan industri yang lebih lemah—terutama dari teknologi terbarukan, jika subsidi untuk panel surya, adopsi kendaraan listrik, dan investasi energi bersih lainnya dikurangi—dapat membebani harga perak dan platinum," kata mereka.
(Baca: Proyeksi Harga Nikel Turun pada 2025, Naik Tipis pada 2026)