Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Maluku mencapai 26,1% pada 2022. Angka ini menempatkan provinsi tersebut berada di peringkat ke-13 nasional.
Tercatat, Maluku memangkas angka balita stunting sebesar 2,6 poin dari tahun sebelumnya. Pada SSGI 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini mencapai 28,7%.
Meski demikian, angka stunting di Maluku masih tergolong tinggi karena melebihi ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%.
Berdasarkan wilayahnya, terdapat 6 kabupaten di atas rata-rata prevalensi balita stunting Maluku. Sisanya, 5 kabupaten/kota lainnya berada di bawah angka rata-rata provinsi.
Kabupaten Buru Selatan merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Maluku pada SSGI 2022, yakni mencapai 41,6%. Angka ini naik 2,5 poin dari 2021 yang sebesar 39,1%.
Kabupaten Kepulauan Tanimbar menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di Maluku sebesar 31,5%. Posisinya diikuti oleh Kabupaten Kepulauan Aru dengan prevalensi balita stunting 28,1%.
Adapun prevalensi balita stunting terendah di Maluku berada di Kota Ambon yakni 21,1%.
Berikut prevalensi balita stunting di Maluku berdasarkan kabupaten/kota pada 2022:
- Kabupaten Buru Selatan: 41,6%
- Kabupaten Kepulauan Tanimbar: 31,5%
- Kabupaten Kepulauan Aru: 28,1%
- Kabupaten Seram Bagian Barat: 27,5%
- Kabupaten Maluku Tengah: 27%
- Kabupaten Kepuluan Kei: 26,8%
- Kabupaten Maluku Barat Daya: 25,7%
- Kota Tual: 24,9%
- Kabupaten Seram Bagian Timur: 24,1%
- Kabupaten Buru: 23,3%
- Kota Ambon: 21,1%
(Baca: Terendah Kedua Nasional, Ini Rincian Angka Balita Stunting di Wilayah DKI Jakarta pada 2022)