Jumlah pengangguran lulusan diploma di Indonesia berkurang dalam sedekade terakhir.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2014 jumlah pengangguran lulusan D1/D2/D3 secara nasional mencapai 195 ribu orang.
Setelah itu jumlahnya sempat bertambah hingga mencapai rekor tertinggi pada 2020, saat awal pandemi Covid-19 merebak.
Namun, sejak 2021 jumlah pengangguran lulusan diploma berangsur turun, hingga menjadi 170 ribu orang pada Agustus 2024. Jumlah ini bahkan lebih sedikit dibanding sebelum pandemi seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Tren PHK Meningkat pada Januari-November 2024)
Tak hanya jumlahnya yang berkurang, rasio atau tingkat pengangguran terbuka (TPT) di kelompok ini juga menyusut.
Pada Februari 2014 angka TPT lulusan diploma mencapai 5,87%. Artinya, dari setiap 100 orang angkatan kerja lulusan D1/D2/D3, ketika itu ada sekitar 5—6 orang yang menganggur.
Kemudian rasionya berfluktuasi hingga terakhir menjadi 4,83% pada Agustus 2024. Dengan kata lain, dari setiap 100 orang angkatan kerja lulusan diploma, yang saat ini menganggur hanya 4—5 orang.
Adapun istilah "pengangguran terbuka" yang dicatat BPS merepresentasikan angkatan kerja berusia 15 tahun ke atas yang memenuhi kriteria berikut:
- Tidak punya pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan;
- Tidak punya pekerjaan dan sedang mempersiapkan usaha baru;
- Tidak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan; atau
- Sudah punya pekerjaan/usaha, tetapi belum mulai bekerja/berusaha.
(Baca: Pertumbuhan Jumlah Wirausaha Indonesia 2014-2024)