Laporan dari lembaga Pantau Gambut menunjukkan, sedikitnya ada 1.275 titik panas atau hotspot kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tersebar di Indonesia.
Dari jumlah tersebut, hotspot karhutla dengan kategori berisiko tinggi atau high risk berjumlah 381 titik daerah. Sedangkan kategori sedang atau medium risk berjumlah 520 titik. Terakhir, kategori rendah, low risk, sebanyak 374 titik.
Salah satu daerah yang terindikasi mengalami karhutla adalah Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh pada 19-25 Februari 2023. Dari catatan Pantau Gambut, hotspot high risk daerah tersebut mencapai 6 titik, hotspot medium risk 128 titik, dan low risk 9 titik.
Penelitian Endrawati (2016) yang dikutip Pantau Gambut menjelaskan, suatu titik panas diindikasikan sebagai kejadian kebakaran hutan dan lahan jika titik panas tersebut menyebar secara bergerombol atau berkelompok pada suatu lokasi dan/atau titik panas tersebut terjadi selama tiga hari berturut-turut atau lebih.
"Semakin banyak dan berulangnya titik panas pada suatu area maka semakin tinggi potensi kejadian kebakaran hutan dan lahan," tulis peneliti, Almi Ramadhi dari Pantau Gambut dalam laporannya yang diterima Databoks.
Data waktu hotspot yang digunakan adalah rentang 1 Januari-27 Februari 2023. Terdapat 3 satelit titik panas yang digunakan yaitu:
- MODIS Collection 6.1 (Aqua – Terra 1 km): Temporal Coverage: 11 November 2000-present
- SUOMI VIIRS C2 (VIIRS S-NPP 375m): Temporal Coverage: 20 January 2012-present
- J1 VIIRS C1 (VIIRS NOAA-20 375m): Temporal Coverage: 1 January 2020-present
(Baca juga: 10 Area Kawasan Hidrologi Gambut yang Paling Rentan Karhutla pada 2023)