Luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sepanjang tahun ini (1 Januari-15 September 2019) mencapai 328.722 ha. Jumlah tersebut setara dengan 64% dari karhutla tahun lalu yang mencapai 510.564 ha. Kebakaran yang terus berlangsung mengganggu aktivitas sehari-hari serta kesehatan masyarakat, terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Tidak hanya itu, asap kebakaran juga telah berdampak hingga ke Malaysia.
Berdasarkan data SiPongi Kebakaran Hutan dan Lahan Monitoring Sistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sepanjang 1-16 September telah terdeteksi 9.310 titik panas (hostspot). Data tersebut hasil dari pencitraan dari satelit Terra/Aqua milik LAPAN dengan indikator tingkat kepercayaan >= 80%. Jumlah titik panas tersebut melonjak lebih dari 170% dibandingkan dengan bulan sebelumnya serta meningkat hampir tiga kali lipat dibanding bulan yang sama tahun lalu.
Hotspot karhutla terbanyak sepanjang September 2019 terdeteksi di Kalimantan Tengah, yakni mencapai 3.354 titik. Kalimantan Barat mencatat hotspot terbanyak kedua dengan 1.940 titik panas, dan Jambi di posisi ketiga dengan 1.250 titik panas. Sementara di Riau terdeteksi sebanyak 634 titik panas. Total sepanjang 1 Januari-16 September telah terdeteksi sebanyak 14.510 titik panas.
(Baca Databoks: Berapa Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia?)