Pada Februari 2025 kelompok mahasiswa di berbagai daerah menggelar demonstrasi bertajuk "Indonesia Gelap".
Aksi tersebut dilatarbelakangi kekhawatiran mahasiswa akan masa depan Indonesia, akibat kebijakan pemerintahan Prabowo Subianto yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
Menurut jajak pendapat Litbang Kompas, mayoritas atau 75,5% responden masyarakat umum merasakan kekhawatiran yang sama.
Dari kelompok ini 24,7% mengkhawatirkan masa depan Indonesia karena ada kebijakan efisiensi anggaran.
Ada pula yang khawatir karena fenomena kelangkaan gas LPG 3 kg (18,4%), ancaman kenaikan pajak (12,4%), program makan bergizi gratis atau MBG (8,3%), dan kenaikan harga sembako (4,4%).
Di sisi lain, ada 21,1% responden yang tidak memiliki kekhawatiran akan masa depan Indonesia, mayoritasnya karena ada program MBG.
"Program MBG justru dinilai menjadi langkah yang paling diapresiasi. Selain itu, kebijakan kenaikan upah buruh (15,2%) dan keberhasilan efisiensi anggaran (14,6%) juga menjadi pertimbangan mereka tidak khawatir dengan kondisi saat ini," kata tim Litbang Kompas dalam laporannya, Senin (17/3/2025).
Survei ini melibatkan 524 responden dari 38 provinsi yang dipilih secara acak, sesuai proporsi penduduk di setiap provinsi.
Pengambilan data dilakukan pada 22-24 Februari 2025 melalui wawancara telepon. Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 4,21% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
(Baca: Kenapa Masyarakat Tolak Kebijakan Pemerintah? Ini Surveinya)