Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun dari 3,09 miliar dolar AS pada Juli 2022 menjadi 1,98 miliar dolar AS pada Agustus 2022. Penurunan defisit migas itu seiring dengan kenaikan ekspor migas dan penurunan impor migas.
Kinerja ekspor migas meningkat 25,59% dari US$1.367,9 juta menjadi US$1.717,9 juta. Peningkatan ekspor migas ditopang oleh meningkatnya ekspor semua jenis migas, yaitu minyak mentah 26,56% menjadi US$133,9 juta, ekspor hasil minyak naik 17,07 persen menjadi US$462,6 juta, dan gas naik 29,35% menjadi US$1.121,4 juta.
Sementara itu, impor migas Agustus 2022 senilai US$3,70 miliar. Nilai itu turun US$753,9 juta atau 16,92% dibandingkan Juli 2022 atau naik 80,63% dibandingkan Agustus 2021.
BPS menyebut penurunan nilai impor migas disebabkan oleh berkurangnya nilai impor minyak mentah US$602,9 juta (35,74 persen) dan hasil minyak US$205,7 juta (8,70 persen), namun impor gas naik US$54,7 juta (13,48 persen).
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2022 surplus sebesar US$5,75 miliar. Surplus ini diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas yang sebesar US$7,74 miliar, namun tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas US$1,98 miliar.
(baca: Neraca Perdagangan RI Agustus 2022 Surplus US$5,76 Miliar, Ini Pendorongnya)