Bahan bakar minyak (BBM) dengan research octane number (RON) 90 atau Pertalite bakal dihapus dari peredaran. Rencana ini telah digodok Pertamina dan diberlakukan pada 2024 mendatang.
Dengan dihapusnya Pertalite, Pertamina bakal menjual tiga jenis BBM saja pada tahun depan.
Melansir Katadata, ketiga jenis itu di antaranya Pertamax Green 92 pengganti Pertalite, campuran RON 90 atau Pertalite dengan 7% bioetanol alias E7; Pertamax Green 95, campuran Pertamax beroktan 92 dengan kandungan 8% bioetanol; dan Pertamax Turbo, yang sudah beredar dengan RON 98.
“Ada dua green gasoline, green energy, dan low carbon yang menjadi produk baru Pertamina,” kata Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Rabu (30/8/2023).
Sasaran BBM bersubsidi pun akan dialihkan ke jenis bensin beroktan 92. Nicke mengatakan, rencana itu masuk ke program 'Langit Biru Tahap Dua'.
Program tersebut diklaim selinier dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O. Regulasi tersebut mengamanatkan kendaraan yang diproduksi sejak Oktober 2018 tidak lagi menggunakan bensin dengan oktan di bawah 91.
“Jadi sudah sangat pas. Dari aspek lingkungan dan mandatori bioetanol bisa kami penuhi. Selain itu, dapat menurunkan impor gasoline,” kata Nicke.
Di samping itu, bagaimana tren produksi Pertalite selama sedekade terakhir?
Berdasarkan buku Energy & Economic Statistics of Indonesia 2022 yang dipublikasikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, produksi bensin beroktan 88 dan 90 atau Pertalite tercatat berfluktuasi sejak sedekade terakhir.
Volume produksi pada 2012 mencapai 67 juta barel. Angka produksinya tak berubah jauh hingga setahun setelahnya.
Kemudian pada 2015 volumenya menyentuh 71,73 juta barel. Produksi sempat menurun menjadi 68,87 juta pada 2016.
Adapun volume produksi kilang Pertalite paling sedikit yakni pada 2020, yang sebesar 41,83 juta barel. Setelahnya tren kerap meningkat, bahkan menyentuh hingga 78,22 juta barel pada 2022. Volume tersebut tertinggi selama sedekade terakhir.
(Baca juga: Konsumsi BBM Kelas Pertalite Melonjak pada 2022, Rekor Tertinggi Baru)