Harga gas alam di Eropa melonjak sejak Maret 2022, tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina. Memasuki Agustus 2022 harga gas alam di Eropa juga makin meroket hingga mencapai US$70 per million british thermal unit (mmbtu).
Harga tersebut naik sekitar 147% dibanding posisi awal tahun (year-to-date/ytd), lebih tinggi sekitar 353% dibanding setahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sekaligus paling mahal sepanjang sejarah yang tercatat oleh Bank Dunia.
Harga gas di Eropa kian memuncak setelah Gazprom, perusahaan energi asal Rusia, menyetop aliran gas ke Eropa mulai Agustus 2022 sampai batas waktu yang belum ditentukan. Adapun penyetopan pasokan ini dilakukan Rusia sebagai aksi pembalasannya terhadap sanksi internasional.
"Masalah pemompaan gas muncul karena sanksi yang dikenakan negara-negara Barat terhadap negara kami dan sejumlah perusahaan," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, dilansir Financial Times, Senin (5/9/2022).
Di tengah situasi ini, Badan Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) memprediksi Eropa akan beralih ke minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan energinya.
"Akibat harga gas alam global yang tinggi, kami memperkirakan konsumsi minyak meningkat, khususnya di Eropa, yang mungkin beralih ke pembangkit listrik berbasis bahan bakar minyak," jelas EIA dalam laporan Short-Term Energy Outlook edisi September 2022.
EIA juga menilai situasi di Eropa ini bakal berkontribusi terhadap peningkatan konsumsi minyak global.
"Kami memperkirakan konsumsi minyak bumi dan bahan bakar cair secara global rata-rata mencapai 99,4 juta barel/hari untuk tahun 2022, meningkat 2,1 juta barel/hari dibanding tahun 2021," jelas EIA.
(Baca: Produksi Minyak Dunia Meningkat, Akankah Harganya Turun?)