Produksi minyak dunia pada Agustus 2022 mencapai 101,26 juta barel per hari (million barrels oil equivalent per day/MBOEPD).
Kapasitas produksi tersebut merupakan level tertinggi sejak awal 2020. Tren peningkatan produksi juga diproyeksikan bakal berlanjut sampai akhir tahun 2022, seperti terlihat pada grafik.
Proyeksi ini disampaikan Badan Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) dalam laporan Short-Term Energy Outlook edisi September 2022.
Menurut data EIA, naiknya produksi pada Agustus 2022 dipengaruhi oleh peningkatan kinerja produsen minyak utama, seperti Amerika Serikat, Kanada, Rusia, Tiongkok, negara anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), serta Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Seiring dengan itu, EIA memproyeksikan harga minyak dunia akan turun hingga di bawah US$100/barel dalam beberapa waktu ke depan.
"Dalam perkiraan kami, rata-rata harga minyak mentah Brent mencapai US$98 per barel pada kuartal keempat tahun 2022, dan US$97 per barel pada tahun 2023," jelas EIA dalam laporannya.
Kendati demikian, EIA memberi catatan bahwa proyeksi ini dipengaruhi ketidakpastian akibat berbagai faktor global, seperti kelanjutan invasi Rusia ke Ukraina, pengaruh sanksi internasional terhadap produksi minyak Rusia, sampai kebijakan produksi OPEC+.
"Kemungkinan adanya gangguan pasokan minyak bumi, serta pertumbuhan produksi minyak yang lebih lambat dari perkiraan, berpotensi menaikkan harga minyak," jelas EIA.
"Di sisi lain, kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan menciptakan potensi harga minyak yang lebih rendah," jelasnya lagi.
(Baca: AS Prediksi Harga Minyak Dunia Turun sampai 2023)