Pada Agustus 2022 pemerintah Indonesia memberikan sinyal akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sinyal ini salah satunya muncul dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan.
"Mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan kenaikan harga BBM. Presiden sudah mengindikasikan, tidak mungkin kita mempertahankan harga yang terus demikian. Itu beban yang terlalu besar untuk APBN," kata Luhut, seperti dilansir Katadata.co.id, Kamis (25/8/2022).
Di sisi lain, pada Agustus 2022 pemerintah Amerika Serikat (AS) memproyeksikan harga minyak dunia akan menurun mulai kuartal ketiga tahun ini sampai akhir 2023.
Prediksi ini disampaikan Badan Administrasi Informasi Energi AS (Energy Information Administration/EIA) dalam laporan Short-Term Energy Outlook edisi Agustus 2022.
Laporan tersebut mencatat rata-rata harga minyak Brent dan West Texas Intermediate (WTI) secara kuartalan memang terus naik sejak kuartal I 2021 sampai kuartal II 2022.
Namun, mulai kuartal III 2022 sampai akhir 2023 harga rata-rata per kuartalnya diproyeksikan menurun seperti terlihat pada grafik, kendati harganya masih lebih tinggi dibanding masa sebelum meletusnya perang Rusia-Ukraina.
EIA juga menegaskan proyeksi ini bisa berubah karena berbagai faktor global.
"Proyeksi dipengaruhi ketidakpastian yang meningkat akibat invasi Rusia ke Ukraina, bagaimana sanksi mempengaruhi produksi minyak Rusia, keputusan produksi OPEC+, tingkat kenaikan produksi minyak dan gas alam AS, dan faktor lainnya," jelas EIA dalam laporannya.
(Baca: Harga Minyak Rusia Lebih Murah dari Minyak Dunia, Ini Perbandingannya)