Menurut laporan BPH Migas realisasi serapan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite sudah mencapai 21,97 juta kiloliter (kl) sampai akhir September 2022, padahal kuotanya untuk sepanjang tahun ini hanya 23,05 juta kl.
Dengan demikian serapan Pertalite sudah mencapai 95,32% atau hampir habis, meskipun akhir tahun masih beberapa bulan lagi.
Kemudian sampai akhir September 2022 realisasi serapan Solar bersubsidi sudah mencapai 12,96 juta kl atau 85,81% dari total kuota 15,10 juta kl.
(Baca: Meski Harga Tinggi, Tren Konsumsi Minyak Dunia Meningkat)
Merespons kondisi ini, pemerintah menyatakan telah menambah kuota BBM bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sampai akhir tahun.
BPH Migas mencatat kuota Pertalite ditambah sebanyak 6,86 juta kl, sedangkan Solar ditambah 2,73 juta kl.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan, penambahan kuota BBM bersubsidi tersebut bertujuan untuk menutup potensi kelangkaan BBM akibat lonjakan konsumsi masyarakat. Menurut dia, pasokan BBM bersubsidi hanya akan tahan sampai akhir Oktober 2022 jika tidak ada penambahan kuota.
Adapun penambahan kuota BBM bersubsidi ini berlaku sejak 1 Oktober 2022. Meski kuotanya sudah resmi ditambah, BPH Migas mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi BBM subsidi sesuai dengan pemanfaatannya.
"Mereka yang memang mampu agar menggunakan BBM nonsubsidi, karena penggunaan BBM yang tepat pada kendaraan menjadi sangat penting selain membuat kinerja mesin mobil lebih baik, juga yang terpenting adalah bahwa subsidi diberikan kepada yang berhak," ujar Erika, seperti dilansir Katadata.co.id, Selasa (4/10/2022).
(Baca: BBM Subsidi Mau Habis, Pemerintah Tambah Kuota Pertalite dan Solar)