Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi anggaran pertahanan Indonesia sebesar Rp 136,87 triliun pada 2020. Angka tersebut meningkat 18,66% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya Rp 115,35 triliun.
Kementerian Pertahanan sendiri mencatatkan realisasi anggaran Rp 34,62 triliun atau 25,3% dari total realisasi anggaran pertahanan tahun lalu. Kemudian, Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI) melaporkan realisasi anggaran sebesar Rp 10,37 triliun atau 7,58%.
Selanjutnya, Mabes Angkatan Darat (AD) mencatatkan realisasi anggaran Rp 56,85 triliun atau 41,54% dari total realisasi anggaran tahun lalu. Realisasi tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan dengan realisasi anggaran lainnya.
Setelah itu, TNI Angkatan Laut (AL) menunjukkan realisasi anggaran sebesar Rp 19,78 triliun (14,43%) dan Mabes TNI Angkatan Udara (AU) mencatat realisasi anggaran Rp 15,24 triliun (11,13%).
Menurut jenis belanja, anggaran terbesar pertahanan terbesar adalah untuk belanja pegawai, yakni mencapai Rp 48,69 triliun atau 35,37% dari total anggaran 2020. Anggaran terbesar berikutnya adalah untuk belanja modal senilai Rp 44,91 triliun atau 32,82% dan untuk belanja barang Rp 43,28 triliun atau 31,62%.
Nilai peralatan dan mesin Kementerian pertahanan meningkat Rp 10,88 triliun (9,3%) menjadi Rp 127,7 triliun pada 2020 dibandingkan dengan Rp 2019 senilai Rp 116,82 triliun.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara RAPBN 2022, pemerintah mengalokasikan dana Rp 134,08 triliun untuk anggaran pertahanan. Angka tersebut meningkat 11,6% dari outlook 2021 sebesar Rp 120,16 triliun.
(Baca: Global Firepower: Peringkat 16 Dunia, Kekuatan Militer Indonesia Semakin Disegani)