Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mulai mencatatkan defisit pada Oktober 2023. Hal ini mengakhiri tren surplus anggaran selama sembilan bulan berturut-turut sejak awal tahun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, APBN mengalami defisit sebesar Rp700 miliar pada Oktober 2023.
"Postur APBN sudah mulai defisit atau 0,003% terhadap GDP (produk domestik bruto/PDB)," kata Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi November 2023 di akun YouTube Kemenkeu, Jumat (24/11/2023).
Defisit APBN pada Oktober 2023 tercatat masih lebih rendah dari prediksi yang kerap disampaikan oleh Bendahara Negara, yaitu defisit di kisaran 2,28% hingga akhir tahun.
Meskipun mencatatkan defisit, keseimbangan primer masih terjaga, yaitu surplus sebesar Rp365,4 triliun. Keseimbangan primer adalah total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.
Menurut Sri Mulyani, realisasi pendapatan negara hingga akhir Oktober telah mencapai Rp2.240,1 triliun atau setara 90,9% dari target yang ditetapkan tahun ini sebesar Rp2.463 triliun. Realisasi ini tumbuh 2,8% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Sementara, realisasi belanja negara telah mencapai Rp 2.240,8 triliun, atau setara 73,2% dari pagu yang ditetapkan sebesar Rp3.061,2 triliun. Nilai ini turun 4,7% dari tahun sebelumnya (yoy).
"Hampir sama angkanya secara nominal antara pendapatan dan belanja negara, namun belanja negara ini baru 73,2% dari pagu anggaran yang ada dalam UU APBN," kata Sri Mulyani.
Besarnya realisasi belanja ketimbang pendapatan negara tersebut, membuat APBN mencatatkan defisit pada bulan lalu.
(Baca: Realisasi Belanja Negara Turun 4,7% pada Oktober 2023)