Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp43,3 triliun pada Januari 2024.
Realisasi ini turun 5,2% dibanding Januari 2023 (year-on-year/yoy) yang besarnya Rp45,7 triliun.
"Tahun ini (realisasinya) sedikit di bawah, akibat moderasi harga komoditas yang lebih rendah, seperti minyak dan batu bara," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers APBN Kita di kanal YouTube resminya, Kamis (22/2/2024).
Ia menyebut, capaian awal tahun ini sudah setara 8,8% dari target PNBP yang ditetapkan dalam APBN 2024, yaitu Rp492 miliar.
Menurut sektornya, setoran PNBP per Januari 2024 paling banyak berasal dari pendapatan sumber daya alam (SDA) migas, yakni Rp9,5 triliun.
Adapun pendapatan SDA migas tersebut turun 18,1% (yoy), terdampak moderasi harga minyak mentah dan penurunan lifting minyak.
Kemudian pendapatan dari SDA nonmigas pada Januari 2024 mencapai Rp9,4 triliun, turun 35,6% (yoy). Suahasil menyebut, penurunan ini dipengaruhi moderasi harga dan melandainya produksi batu bara.
Sementara, realisasi PNBP non-SDA mencatatkan hasil yang positif. Salah satunya berasal dari komponen kekayaan negara yang dipisahkan (KND) naik 47,82% (yoy) menjadi Rp6,8 triliun. Peningkatan ini disumbang setoran dividen interim BUMN perbankan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Kemudian ada pendapatan dari Badan Layanan Umum (BLU) Rp1,7 triliun, naik 324,9% (yoy). Lonjakan ini disumbang pendapatan jasa layanan rumah sakit dan pendapatan jasa layanan pendidikan.
"Sementara BLU kita yang cukup besar dari perkebunan kelapa sawit, belum terdapat penerimaan," kata Suahasil.
Terakhir, setoran PNBP lainnya pada Januari 2024 sekitar Rp15,9 triliun, naik 9,65% (yoy), berasal dari pendapatan pengembalian belanja tahun anggaran yang lalu (TAYL) dan denda.
(Baca: Negara Kantongi Pendapatan Rp215,5 Triliun per Januari 2024)