Jajak pendapat terkini Litbang Kompas menghimpun sejumlah strategi yang dilakukan masyarakat dalam menghadapi lonjakan harga kebutuhan sehari-hari saat bulan Ramadan.
Survei menunjukkan, sebanyak 40,1% responden menyiasati kondisi tersebut dengan memasak sendiri menu buka dan sahur.
“Di tengah lonjakan harga bahan kebutuhan pokok, strategi ini dapat membantu publik berbelanja kebutuhan makanan sesuai dengan kemampuan kantong mereka,” tulis Peneliti Litbang Kompas Agustina Purnawanti dalam laporannya, Rabu (27/3/2024).
Berikutnya, sebanyak 21,3% responden memprioritaskan kebutuhan pokok keluarga dan cenderung mengontrol pengeluaran lainnya.
Kemudian 12% responden memilih belanja di pasar murah; 10,2% mencari makanan yang diskon/promo; dan 9,4% membeli bahan makanan sebelum Ramadan.
Ada pula beberapa strategi menghadapi lonjakan harga di tengah Ramadan yang dilakukan responden, seperti berburu takjil gratis (2,2%); mengandalkan bantuan pemerintah (1,1%); hingga meminjam uang agar kebutuhan tetap terpenuhi (0,5%).
"Beragam cara tersebut ditempuh demi turut merayakan Ramadan, bulan penuh berkah dan kebersamaan, meski dalam kesederhanaan dan situasi penuh tekanan,” tulis Peneliti Litbang Kompas.
Survei Litbang Kompas ini melibatkan 505 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
Koleksi data dilakukan pada 18-20 Maret 2024 melalui wawancara telepon. Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 4,36% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
(Baca: Survei: Pengeluaran Belanja Makanan dan Sedekah Meningkat Selama Ramadan)