Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas Indonesia pada semester I 2024 mencapai US$117,19 miliar.
Perolehan tersebut turun 2,99% dibanding semester I tahun lalu (cumulative-to-cumulative/ctc).
Dari 10 golongan barang nonmigas utama Indonesia, yang kinerja ekspornya turun paling dalam adalah bahan bakar mineral, diikuti lemak dan minyak hewani/nabati.
Sementara komoditas unggulan yang nilai ekspornya naik hanya nikel, logam mulia dan perhiasan/permata, serta alas kaki.
Berikut rincian nilai ekspor 10 golongan barang nonmigas utama Indonesia pada semester I 2024:
Nilai Ekspor Turun:
- Bahan bakar mineral: US$19,45 miliar, turun 18,95% (ctc)
- Lemak dan minyak hewani/nabati: US$12,14 miliar, turun 9,76% (ctc)
- Besi dan baja: US$12,56 miliar, turun 2,82% (ctc)
- Mesin dan perlengkapan elektrik/bagiannya: US$6,96 miliar, turun 18,95% (ctc)
- Kendaraan dan bagiannya: US$5,12 miliar, turun 5,15% (ctc)
- Mesin dan peralatan mekanis/bagiannya: US$6,96 miliar, turun 18,95% (ctc)
- Berbagai produk kimia: US$2,93 miliar, turun 7,84% (ctc)
Nilai Ekspor Naik:
- Nikel dan barang daripadanya: US$3,54 miliar, naik 2,49% (ctc)
- Logam mulia dan perhiasan/permata: US$4,76 miliar, naik 21,74% (ctc)
- Alas kaki: US$3,24 miliar, naik 0,74% (ctc)
Secara kumulatif, 10 golongan barang di atas berkontribusi 63% terhadap total nilai ekspor nonmigas nasional pada semester I 2024.
(Baca: Ekspor RI Turun Semester I 2024, Impor Naik Tipis)