Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Banten menurut besaran produk domestik bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp 167,7 triliun pada kuartal III-2021. Sementara menurut besaran PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, ekonomi Provinsi Banten tumbuh 4,62% menjadi Rp 114,64 triliun pada kuartal III-2021 dibanding kuartal III-2020 (year on year/yoy).
Ekonomi provinsi hasil pemekaran dari Provinsi Jawa Barat tersebut sempat mengalami resesi akibat terjadinya pandemi Covid-19. PDRB Banten mengalami kontraksi dalam 4 kuartal secara beruntun dari kuartal II-2020 hingga kuartal I-2021. Namun, pada kuartal II-2021 berhasil tumbuh 8,99% (yoy).
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan positif dari sektor pengolahan 5,57% (yoy), sektor konstruksi 12,62% (yoy), serta sektor perdagangan besar dan eceran 1,65 (yoy) menjadi pendongkrak perekonomian Banten pada kuartal III tahun ini.
Dari sisi pengeluaran, tumbuhnya komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 2,65% (yoy), komponen pembentukan modal bruto (PMTB) sebesar 3,44% (yoy), serta komponen ekspor luar negeri 32,13% (yoy) mampu menopang pertumbuhan PDRB Banten pada periode Juli-September 2021.
(Baca: Ekonomi Jawa Timur Tumbuh 3,23% pada Kuartal III 2021)