Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ekonomi Jawa Timur tumbuh 3,23% secara year-on-year (yoy) pada kuartal III 2021. Angka ini lebih rendah dari capaian kuartal sebelumnya yang mencapai 7,07%.
Pertumbuhan terjadi pada hampir semua lapangan usaha, kecuali pertambangan dan penggalian. Sektor ini mengalami kontraksi sebesar 0,91%.
Sementara itu, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial, yakni sebesar 8,33%. Diikuti oleh sektor perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh sebesar 8,24%, dan sektor informasi dan komunikasi sebesar 7,42%.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen impor luar negeri yang tumbuh 27,07%. Diikuti oleh pengeluaran konsumsi LNPRT yang tumbuh sebesar 2,27%.
Komponen konsumsi rumah tangga (PKRT) juga tumbuh sebesar 1,56%, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 1,14%, konsumsi pemerintah 0,80%. Sedangkan, ekspor luar negeri tercatat minus 8,27%.
Adapun, laporan BPS menyebut bahwa Jawa Timur adalah penyumbang perekonomian terbesar kedua di Jawa dengan kontribusi sebesar 25,33%. Sementara, DKI Jakarta adalah penyumbang perekonomian terbesar di pulau ini, yakni dengan kontribusi sebesar 29,38%.
(Baca: Ekonomi Bali Kembali Alami Kontraksi pada Kuartal III 2021)