Perekonomian Sulawesi Tengah menurut produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, ekonomi Sulawesi Tengah melesat 11,7% menjadi Rp149,85 triliun dibanding tahun sebelumnya.
Capaian tersebut lebih baik dari tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 4,86%. Raihan tersebut juga di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh 3,69%, serta merupakan tertinggi kedua setelah ekonomi Papua yang tumbuh 15,11% pada 2021.
Sedangkan, menurut besaran PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB), perekonomian Sulawesi Tengah sebesar Rp246,99 triliun pada 2021. Nilai tersebut sekitar 1,46% dari produk domestik (PDB) nasional yang sebesar Rp16.970,8 triliun.
(Baca: Sebanyak 69,91% Penduduk Sulawesi Tengah Usia Produktif pada Juni 2021)
Penanaman modal asing (PMA) triwulan IV-2021 yang tumbuh 72,32% (year on year/YoY) dan ekspor TW IV-2021 juga tumbuh 68,64% (YoY) mampu mendongkrak perekonomian di provinsi dengan Ibu Kota Palu tersebut. Sebagai informasi, nilai ekspor besi baja Sulawesi Tengah pada TW IV tahun lalu tumbuh 65,16% (YoY).
Dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan menjadi penopang utama perekonomian Sulawesi Tengah dengan kontribusi 34,88% (TW IV). Diikuti sektor pertanian 18,23%, serta pertambangan dan penggalian sebesar 14,72%.
Industri pengolahan mencatat pertumbuhan 19,62% tahun lalu, terbesar dibandigkan dengan setor lainnya. Diikuti sektor konstruksi tumbuh 16,88%, serta pertambangan dan penggalian yang tumbuh 12,32%.
Dari sisi pengeluaran, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) berkontribusi terbesar, yaitu sebesar 51,08% (TW IV 2021) terhadap PDRB Sulawesi Tengah. Diikuti komponen konsumsi rumah tangga sebesar 30,14%.
(Baca: 10 Provinsi dengan Pertumbuhan Ekonomi Terendah 2020)
Komponen PMTB mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 49,1% pada tahun lalu. Diikuti komponen konsumsi pemerintah tumbuh 4,9%, serta komponen konsumsi rumah tangga tumbuh 2,71%.