Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp782,54 triliun pada kuartal I 2022.
Jika diukur menurut besaran PDB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, industri pengolahan nonmigas tumbuh 5,47% dibandingkan dengan kuartal I tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Industri alat angkutan mencatatkan pertumbuhan 14,2% (yoy) pada kuartal I tahun ini. Capaian tersebut merupakan yang tertinggi dibanding pertumbuhan subsektor industri pengolahan nonmigas lainnya seperti terlihat pada grafik.
Subsektor industri tekstil dan pakaian jadi mencatat pertumbuhan terbesar berikutnya, yakni 12,45% (yoy), diikuti industri mesin dan perlengkapannya yang tumbuh 9,92% (yoy).
Sementara industri karet, barang dari karet dan plastik menjadi satu-satunya subsektor pengolahan nonmigas yang mengalami kontraksi, yakni turun 12,13% (yoy) pada kuartal I tahun ini.
Jika dilihat dari nilainya, subsektor yang berkontribusi terbesar terhadap industri pengolahan nonmigas per kuartal I 2022 adalah industri makanan dan minuman.
Berikut rincian porsi kontribusi industri nonmigas nasional menurut subsektor pada kuartal I 2022:
- Makanan & Minuman: 37,77%
- Industri Kimia: 11,46%
- Barang Logam & Komputer: 8,85%
- Alat Angkutan: 8,84%
- Tekstil & Pakaian Jadi: 6,33%
- Logam Dasar: 4,78%
- Pengolahan Tembakau: 4,57%
- Kertas & Media Rekaman: 3,84%
- Industri Karet: 2,74%
- Barang Galian bukan Logam: 2,74%
- Kayu: 2,68%
- Mesin & Perlengkapan: 1,72%
- Kulit & Alas Kaki: 1,53%
- Furnitur: 1,41%
- Pengolahan Lainnya: 0,75%
(Baca: Industri Pengolahan Jadi Penyumbang Terbesar Ekonomi RI Tahun 2021)