Harga komoditas makanan dan energi dunia telah memicu inflasi tinggi di banyak negara. Salah satu negara besar yang terdampak adalah Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Biro Statistik Ketenagakerjaan (Berau of Labour Statistic/BLS) AS, inflasi makanan Amerika sempat mencapai 11,4% (year on year/yoy) pada Agustus 2022. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam 43 tahun terakhir seperti terlihat pada grafik.
Kenaikan harga makanan di Negeri Paman Sam belum berhenti, ini terlihat dari indeks harga konsumen (IHK) makanan yang naik 0,8% ke level 313,142 pada September 2022 (month to month/m-to-m). Rinciannya, inflasi makanan rumah sebesar 0,7% (m-to-m), dan inflasi luar rumah sebesar 0,9% (m-to-m).
(Baca: Inflasi Makanan Indonesia Capai 8,41% (YoY) hingga September 2022)
Sementara berikut ini inflasi makanan rumah (tahunan/yoy) di perkotaan Amerika pada September 2022:
- Serealia dan roti: 13,0% (yoy)
- Daging, ikan, unggas dan telur: 16,2% (yoy)
- Makanan berbahan susu dan sejenisnya: 15,9% (yoy)
- Buah dan sayuran: 10,4% (yoy)
- Minuman non alcohol dan bahan minuman: 12,9%(yoy)
- Makanan rumahan lainnya: 15,7% (yoy)
Seperti diketahui, invasi Rusia ke Ukraina telah berdampak terhadap pasokan bahan makanan maupun komoditas energi dunia. Pasalnya, Rusia adalah salah satu negara eksportir energi dan Ukraina merupakan salah satu negara eksportir bahan makanan di kawasan Eropa.
(Baca: Inflasi Makanan Turki Capai 93% (YoY), Tertinggi di Antara Anggota G20)