Pada tahun 2024 Indonesia paling banyak melakukan ekspor ke China, Amerika Serikat (AS), Jepang, India, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Filipina, Vietnam dan Taiwan.
Namun, ekspor Indonesia ke 10 mitra dagang utama ini berpotensi melemah, seiring dengan pertumbuhan ekonomi mereka yang diprediksi melambat pada 2025.
(Baca: Proyeksi IMF, Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 di Bawah 5%)
Dalam World Economic Outlook edisi April 2025, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China akan turun 1 poin persentase, dari 5% pada 2024 menjadi 4% pada 2025.
Perlambatan serupa diprediksi terjadi pada mitra dagang Indonesia lainnya, dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Satu-satunya mitra dagang yang berpotensi menguat adalah Jepang, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang naik dari 0,1% pada 2024 menjadi 0,6% pada 2025.
Kendati begitu, pertumbuhan Jepang tetap lebih rendah dari proyeksi awal. Sebelumnya, pada Januari 2025 IMF sempat memprediksi ekonomi Jepang tahun ini bisa tumbuh hingga 1,1%.
Perubahan proyeksi tersebut beriringan dengan dinamika situasi global. Pada awal April 2025 Presiden AS Donald Trump membuat kebijakan tarif bea masuk baru yang tinggi, yang dinilai dapat membebani pertumbuhan ekonomi banyak negara.
"Negara-negara yang dikenai tarif AS menghadapi guncangan negatif karena permintaan ekspor menurun," kata IMF dalam World Economic Outlook edisi April 2025.
"Ketidakpastian perdagangan menambah guncangan permintaan karena dunia usaha dan rumah tangga menunda investasi dan pengeluaran. Dampak ini dapat diperburuk oleh kondisi keuangan yang lebih ketat dan peningkatan volatilitas nilai tukar," lanjutnya.
(Baca: Proyeksi Ekonomi Global 2025 Tertekan Perang Dagang)