Dalam World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh 4,7%.
Proyeksi tersebut turun dibanding WEO edisi Januari 2025. Sebelumnya, IMF sempat memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,1%.
(Baca: Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Mirip Ramalan IMF, Bagaimana Proyeksi 2025?)
Perubahan proyeksi ini beriringan dengan dinamika situasi global.
Pada awal April 2025 Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat kebijakan tarif bea masuk baru yang memicu "perang dagang". IMF menilai hal ini dapat berdampak pada turunnya tingkat pertumbuhan ekonomi.
"Penurunan proyeksi tersebut berlaku secara luas di semua negara, sebagian besar mencerminkan dampak langsung dari langkah-langkah kebijakan perdagangan baru, serta dampak tidak langsung dari meningkatnya ketidakpastian dan memburuknya sentimen," kata IMF dalam World Economic Outlook edisi April 2025.
Berdasarkan catatan IMF, per 14 April 2025 AS menetapkan tarif bea masuk efektif sekitar 25% untuk mitra dagangnya secara global, melonjak dibanding awal 2025 yang rata-rata di bawah 3%.
Khusus untuk China, sampai 16 April 2025 AS memberlakukan tarif di kisaran 145—245%, setelah China menerapkan tarif 125% untuk AS.
"Meningkatnya ketegangan perdagangan dan tingginya tingkat ketidakpastian kebijakan diperkirakan akan berdampak signifikan pada aktivitas ekonomi global," kata IMF.
"Ke depannya dunia membutuhkan kejelasan dan koordinasi. Negara-negara harus bekerja secara konstruktif untuk mempromosikan lingkungan perdagangan yang stabil dan dapat diprediksi, memfasilitasi restrukturisasi utang, dan mengatasi tantangan bersama," lanjutnya.
(Baca: Terancam Tarif Trump, Ini Produk yang Diimpor AS dari Indonesia)