Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHK Pengeluaran Inventori Kabupaten Bulungan pada tahun 2024 sebesar Rp 12.920 juta. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan turun 2,12% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, jika dibandingkan rata-rata PDRB selama 3 tahun terakhir (2022-2024) yaitu Rp 13.010 juta, angka ini lebih rendah. Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2020-2024) yaitu Rp 12.840 juta, PDRB tahun 2024 sedikit lebih tinggi.
Secara historis, PDRB Kabupaten Bulungan menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 22%, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2017 turun 41,86%. Pada tahun 2024, penurunan ini terbilang tidak signifikan dibandingkan dengan fluktuasi yang terjadi sebelumnya.
(Baca: Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp. 16.659,4 per Dolar AS (Rabu, 26 November 2025))
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Utara, Kabupaten Bulungan berada di peringkat 33 untuk PDRB Pengeluaran Inventori. Secara nasional, Kabupaten Bulungan menempati peringkat 285. Data perbandingan menunjukkan bahwa ada beberapa kabupaten/kota lain di Kalimantan yang memiliki PDRB lebih tinggi.
Jika dilihat dari data historis, PDRB Kabupaten Bulungan mengalami kenaikan cukup signifikan pada tahun 2011 dan 2015. Namun, setelah itu, terjadi penurunan yang cukup tajam pada tahun 2017. Setelah tahun 2017, PDRB cenderung stabil dengan sedikit fluktuasi.
Anomali terjadi pada tahun 2017, di mana PDRB mengalami penurunan yang sangat signifikan. Penurunan ini perlu diinvestigasi lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor penyebabnya. Jika dibandingkan dengan kondisi 3 atau 5 tahun terakhir, penurunan pada tahun 2017 sangat mencolok dan perlu menjadi perhatian.
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Kuningan memiliki PDRB Pengeluaran Inventori sebesar Rp 13.770 juta, menjadi yang tertinggi di antara data perbandingan. Pertumbuhannya mencapai 383,16%, menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Namun, posisinya dalam ranking pulau adalah 95, dan ranking seindonesia adalah 282. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata kabupaten/kota yang dibandingkan.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Djibouti 2015 - 2024)
Kabupaten Kutai Barat
Dengan nilai PDRB Rp 13.540 juta, Kabupaten Kutai Barat menempati ranking 32 di pulau Kalimantan. Pertumbuhan mencapai 237,66%, mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Secara nasional, rankingnya adalah 283. Kabupaten Kutai Barat menunjukkan kinerja yang cukup baik di antara kabupaten lain di pulau Kalimantan.
Kota Banda Aceh
Kota Banda Aceh mencatatkan PDRB sebesar Rp 13.050 juta. Meski demikian, pertumbuhan ekonominya mengalami penurunan turun 55,97%. Hal ini menyebabkan rankingnya di pulau Sumatera berada di posisi 71, dan ranking seindonesia di posisi 284. Penurunan ini perlu menjadi perhatian untuk evaluasi lebih lanjut.
Kota Bogor
Kota Bogor memiliki nilai PDRB sebesar Rp 12.600 juta. Dengan pertumbuhan sebesar 211,11%, Kota Bogor menunjukkan peningkatan yang signifikan. Rankingnya di pulau Jawa adalah 96, sementara secara nasional berada di posisi 286. Pertumbuhan ini menunjukkan potensi ekonomi yang baik di Kota Bogor.
Kabupaten Kepulauan Anambas
Kabupaten Kepulauan Anambas mencatat PDRB sebesar Rp 12.300 juta. Pertumbuhan ekonominya mengalami penurunan yang signifikan turun 85,42%. Rankingnya di pulau Sumatera adalah 72, sementara ranking seindonesia berada di posisi 287. Penurunan ini menjadi perhatian serius dan memerlukan evaluasi mendalam.
Kabupaten Paser
Kabupaten Paser memiliki PDRB sebesar Rp 12.070 juta. Pertumbuhan ekonominya relatif stabil dengan peningkatan sebesar 1,17%. Rankingnya di pulau Kalimantan adalah 34, sementara secara nasional berada di posisi 288. Stabilitas ini menunjukkan bahwa ekonomi Kabupaten Paser cukup resilient meskipun tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan.