Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami inflasi bulanan 0,08% pada Oktober 2024 (month-to-month/mtm).
"Inflasi bulan Oktober 2024 ini mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jumat (1/11/2024).
(Baca: Harga Emas Dunia Naik Kuartal III 2024, Seiring Risiko Geopolitik)
Jika dilihat berdasarkan komoditasnya, emas dan perhiasan menjadi penyumbang andil inflasi bulanan terbesar pada Oktober 2024, yaitu 0,06%.
Menurut Amalia, hal ini terjadi seiring dengan naiknya harga emas global yang dipengaruhi ketidakpastian geopolitik, seperti konflik di Timur Tengah dan perang Rusia-Ukraina.
"Emas dianggap sebagai aset yang safe haven. Selain kondisi geopolitik, tentunya kenaikan harga emas terjadi karena kebijakan moneter yang diterapkan The Fed," katanya.
Berikutnya ada daging ayam ras yang menyumbang andil inflasi bulanan 0,04%, diikuti bawang merah 0,03%, serta tomat dan nasi dengan lauk yang masing-masing memberi andil 0,02%.
Pada Oktober 2024 inflasi bulanan terjadi di 28 provinsi, sedangkan 10 provinsi lainnya mengalami deflasi bulanan.
Inflasi bulanan tertinggi terjadi di Provinsi Maluku yaitu 0,65% (mtm). Sedangkan deflasi bulanan terdalam terjadi di Provinsi Maluku Utara sebesar -1,05% (mtm).
(Baca: Laju Inflasi Tahunan Indonesia Melambat pada Oktober 2024)