Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia mengalami inflasi tahunan 1,71% (year-on-year/yoy) pada Oktober 2024.
Laju inflasi ini kian melambat dibanding bulan-bulan sebelumnya, serta menjadi rekor terendah sejak akhir 2021.
Komoditas yang memberi andil terhadap inflasi atau kenaikan harga tahunan pada Oktober 2024 adalah beras, bawang putih, bawang merah, telur ayam ras, gula pasir, minyak goreng, kopi bubuk, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), dan sigaret putih mesin (SPM).
Laju inflasi tahunan Oktober 2024 juga dipengaruhi kenaikan harga sewa rumah, kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, mobil, sepeda motor, uang sekolah, dan emas perhiasan.
Sedangkan komoditas yang memberi andil deflasi atau penurunan harga tahunan pada Oktober 2024 adalah cabai merah, cabai rawit, tomat, wortel, ketimun, pepaya, susu bubuk untuk balita, sabun cair/cuci piring, bensin, dan telepon seluler.
Berikut rincian laju inflasi tahunan Indonesia berdasarkan kelompok pengeluaran pada Oktober 2024, diurutkan dari yang tertinggi:
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 7,06% (yoy)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 2,36% (yoy)
- Makanan, minuman, dan tembakau: 2,35% (yoy)
- Pendidikan: 1,90% (yoy)
- Kesehatan: 1,71% (yoy)
- Rekreasi, olahraga, dan budaya: 1,53% (yoy)
- Pakaian dan alas kaki: 1,20% (yoy)
- Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga: 1,08% (yoy)
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 0,60% (yoy)
Sementara, ada dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi atau penurunan harga secara tahunan. Kelompok tersebut adalah transportasi yang turun 0,08% (yoy) serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,28% (yoy).
Pada Oktober 2024, seluruh provinsi di Indonesia mengalami inflasi tahunan. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Tengah sebesar 4,19% (yoy), sedangkan terendah di Kepulauan Bangka Belitung 0,22% (yoy).
(Baca: Deflasi Berlanjut, Tren PHK Meningkat)