Untuk sementara, data ini tidak dapat ditampilkan. Kami sedang berusaha
memperbaikinya.
Sumber
Sumber
Mohon maaf, telah terjadi kesalahan
Untuk sementara, data ini tidak dapat ditampilkan. Kami sedang berusaha
memperbaikinya.
A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar
Selama 5 tahun pertama Pemerintahan Presiden Joko Widodo, realisasi subsidi energi telah nyata dipangkas seperti janji kampanye 2014. Subsidi energi yang sebelumnya melambung hingga Rp 350 triliun, di awal pemerintahan dipangkas hanya tinggal Rp 119 triliun.
Hingga akhir masa jabatan yang akan berakhir 20 Oktober 2019, subsidi energi diperkirakan rata-rata lima tahun adalah Rp 129 triliun. Realisasi subsidi ini lebih rendah dibandingkan masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode kedua yang rata-rata lima tahun sebesar Rp 241 triliun.
Kondisi makro pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla kali ini memang berbeda dengan yang dialami pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono. Awal masa pemerintahan SBY saat itu dihadapkan pada perkembangan harga minyak mentah dunia yang berada di puncak tertinggi. Tak heran, subsidi energi pun mencapai puncak tertinggi pada 2008.
Kala itu harga minyak sempat menembus US$ 146 per barrel pada Juli 2008. Pada masa itu, kurs rupiah juga sedang menghadapi tekanan seiring dengan pasca terjadinya krisis finansial global 2008-2009.