International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan melemah dari 5,9% di tahun 2021 menjadi 4,4% di tahun 2022. Prediksi ini disampaikan IMF dalam laporan terbarunya World Economic Outlook Update edisi Januari 2022.
IMF menilai pelemahan ekonomi global setahun ke depan akan dipengaruhi risiko penyebaran Covid-19 varian Omicron, gangguan rantai pasokan, volatilitas harga energi, inflasi, ketegangan geopolitik, serta ancaman bencana alam terkait perubahan iklim.
Kendati demikian, IMF meramalkan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara akan tetap stabil bahkan meningkat cukup signifikan dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) India tahun 2022 diproyeksikan stabil seperti tahun 2021, yakni di level 9%. Filipina diproyeksikan tumbuh dari 4,6% menjadi 6,3%, Spanyol tumbuh dari 4,9% menjadi 5,8%, Malaysia tumbuh dari 3,5% menjadi 5,7%, Mesir tumbuh dari 3,3% menjadi 5,6%, Indonesia tumbuh dari 3,3% menjadi 5,6%, dan Arab Saudi tumbuh dari 2,9% menjadi 4,8%.
Ada juga beberapa negara yang diramalkan mengalami penurunan PDB namun tetap terhitung cukup kuat di skala global, yaitu China dari 8,1% menjadi 4,8%, Inggris dari 7,2% menjadi 4,7%, dan Polandia dari 5,4% menjadi 4,6%.
Untuk menghadapi tantangan ekonomi tahun 2022, IMF mendorong negara-negara untuk memperkuat kebijakan penanganan pandemi, menggencarkan vaksinasi Covid-19, memperkuat kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi, meningkatkan investasi untuk antisipasi bencana perubahan iklim, serta menjaga likuiditas melalui kerja sama internasional.
(Baca: IMF Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Melambat pada 2022)