Hingga triwulan ketiga 2017, ekonomi domestik tumbuh hanya 5,03 persen. Pada 2018, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,4 persen. Adapun target tingkat pengangguran akan turun ke level 5,0-5,3 persen demikian pula tingkat kemiskinan turun ke 9,5-10 persen, serta tingkat ketimpangan (Gini ratio) juga turun ke 0,38.
(Baca Databoks: 2017, Ekonomi Indonesia Mengalami Stagnasi)
Namun, target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen tahun depan dianggap terlalu tinggi dan para ekonom pesimis dapat tercapai. Beberapa ekonom dan lembaga memprediksi bahwa ekonomi tahun depan hanya tumbuh 5,3 persen. Sementara Bank Indonesia menargetkan ekonomi domestik bahkan dapat tumbuh 5,8-6,2 persen pada 2018. Target tersebut dengan melihat kebijakan-kebijakan yang sudah ditempuh dan reformasi struktural yang telah dilakukan selama ini.
Berikut ini asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, laju inflasi (YoY) 3,5 persen, nilai tukar rupiah Rp 13.400 per dolar AS, dan suku bunga SPN 5,2 persen. Kemudian harga minyak: US$ 48 per barel, lifting minyak 800 ribu barel per hari, serta lifting gas 1,2 juta barel per hari.