Inflasi 2017 merupakan yang tertinggi sepanjang tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Badan Pusat Statistik mencatat laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) tahun lalu mencapai 3,61 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding inflasi 2015 maupun inflasi 2016.
Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mencatat inflasi terbesar dibandingkan dengan pengeluaran lainnya sepanjang 2017, yakni mencapai 5,14 persen. Kemudian diikuti kelompok pengeluaran transport, komunikasi, dan jasa keuangansebesar 4,23 persen; lalu makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 4,1 persen; serta kelompok pengeluaran sandang sebesar 3,92 persen.
Realisasi inflasi tahun lalu lebih rendah dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar 4 persen maupun dalam APBN-Perubahan 2017 sebesar 4,3 persen. Sementara dalam APBN 2018, pemerintah menargetkan laju inflasi sebesar 3,5 persen dengan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen.
(Baca Databoks: Inflasi Indonesia Tinggi?)
(Baca Databoks: Inflasi Inti Komponen yang Diatur Pemerintah Mencapai 8 Persen)