Menurut laporan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) mencapai Rp146,7 triliun hingga 22 Juli 2022.
Jumlah tersebut baru 32,2% dari pagu yang dialokasikan untuk tahun ini, yakni Rp455,6 triliun.
"(Realisasi) ini lebih rendah dari rata-rata belanja kementerian, lembaga, atau belanja negara lain yang sudah mencapai di atas 40% dari pagu anggaran," ujar Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Rabu (27/7/2022).
Jika dirinci lagi, realisasi pada klaster penanganan kesehatan baru sebesar Rp31,8 triliun atau 25,9% dari alokasi anggaran Rp122,54 triliun.
Anggaran di klaster tersebut digunakan untuk pembayaran klaim dan insentif tenaga kesehatan, insentif perpajakan vaksin/alat kesehatan, serta penanganan Covid-19 melalui Dana Desa.
Kemudian realisasi pada klaster perlindungan masyarakat sudah mencapai Rp63,7 triliun dari alokasi Rp154,76 triliun. Program pada klaster ini terdiri dari PKH, Kartu Sembako, Kartu Prakerja, BLT Desa, BLT Minyak Goreng, dan BT-PKLWN.
"Terlihat yang masih tumbuh cukup tinggi atau yang implementasinya cukup cepat adalah untuk perlinsos, yaitu mencapai Rp63,7 triliun atau 41%. Ini mirip dengan belanja kementerian, lembaga, dan belanja negara lainnya," ujar Sri Mulyani.
Sementara itu realisasi pada klaster penguatan pemulihan ekonomi baru Rp51,3 triliun, yakni 28,7% dari pagu Rp178,32 triliun.
Realisasi pada klaster ini terutama untuk program padat karya, pariwisata dan ekonomi kreatif, ketahanan pangan, teknologi informasi dan komunikasi, kawasan industri, dukungan UMKM (subsidi bunga dan IJP), dan insentif perpajakan.
Sri Mulyani berharap penyaluran anggaran pemulihan ekonomi ini dapat dipacu lebih optimal sehingga mampu menggerakan perekonomian Tanah Air lebih baik lagi.
(Baca: Sri Mulyani Nilai Realisasi PC-PEN Sangat Lambat, Ini Rinciannya)