Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp349,89 triliun pada kuartal II-2023.
Realisasi itu tumbuh 15,7% secara tahunan (year-on-year/yoy), sedangkan secara kuartalan naik 6,3% (quarter-on-quarter/qoq).
Realisasi investasi pada kuartal II-2023 mayoritas berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA), dengan nilai Rp186,3 triliun atau 53,3% dari total investasi.
Sementara, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp163,5 triliun atau 46,7% dari seluruh investasi yang masuk.
Adapun realisasi investasi PMA dan PMDN sama-sama naik, baik dibanding kuartal sebelumnya (qoq) maupun periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
Pada kuartal II-2023, realisasi PMA tumbuh 14,2% secara tahunan (yoy) dan 5,2% secara kuartalan (qoq). Kemudian realisasi PMDN tumbuh 17,6% (yoy) dan 7,6% (qoq).
"Artinya, sekalipun mayoritas investasi kita masih tetap (berasal dari) asing, tapi investasi dalam negeri juga tumbuh cukup signifikan. Bahkan, pertumbuhan PMDN masih lebih tinggi ketimbang PMA, meski secara akumulasi nilai PMA lebih tinggi," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers online di YouTube, Jumat (21/4/2023).
Berdasarkan wilayahnya, realisasi investasi di luar Jawa pada kuartal II-2023 mencapai Rp182 triliun atau 52% dari total investasi. Capaian ini naik 15,9% secara tahunan (yoy) dan tumbuh 5,2% secara kuartalan (qoq).
Kemudian nilai investasi di Pulau Jawa tercatat sebesar Rp167,8 triliun, tumbuh 15,6% (yoy) dan meningkat 7,5% (qoq).
Provinsi penerima investasi terbanyak pada kuartal II-2023 adalah Jawa Barat (Rp53,7 triliun), DKI Jakarta (Rp43 triliun), Jawa Timur (Rp31,1 triliun), Sulawesi Tengah (Rp26,6 triliun), dan Banten (Rp24,9 triliun).
Adapun Singapura menjadi negara asal investasi terbesar (US$3,4 miliar), diikuti Tiongkok (US$2,6 miliar), Hong Kong (US$2 miliar), Jepang (US$1 miliar), dan Malaysia (US$800 juta).
Berdasarkan sektor usahanya, realisasi investasi terbesar masuk ke sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp43 triliun.
Kemudian ada sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan yang menerima investasi Rp42,4 triliun; sektor pertambangan Rp37,9 triliun; sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp30,4 triliun; serta sektor listrik, gas, dan air Rp25,6 triliun.
(Baca: 10 Sektor Usaha Paling Diminati Investor Dalam Negeri pada 2022)