Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami inflasi 5,51% sepanjang 2022. Angka ini menjadi rekor inflasi tertinggi dalam 8 tahun terakhir seperti terlihat pada grafik.
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, inflasi tertinggi sepanjang 2022 terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi, yakni 15,26% dengan andil 1,84%.
Kemudian kelompok pengeluaran perawatan pribadi mengalami inflasi 5,91% dengan andil 0,37%; kelompok makanan, minuman, dan tembakau 5,83% dengan andil 1,51%; serta kelompok pengeluaran penyediaan makanan dan minuman/restoran 4,49% dengan andil 0,4%.
Adapun kelompok pengeluaran informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,36% dengan andil 0,02%.
"Dari 90 kota yang disurvei BPS, Kotabaru mencatat inflasi tertinggi, yakni sebesar 8,65% dan Sorong mencatat inflasi terendah 3,26% pada tahun lalu," kata Margo Yuwono dalam siaran persnya, Senin (2/1/2023).
Berikut catatan peristiwa yang menjadi pemicu inflasi pada 2022:
- Januari 2022: Terjadi kelangkaan minyak goreng dan penetapan kebijakan satu harga minyak goreng.
- April 2022: Kenaikan harga avtur yang mendorong kenaikan tarif angkutan udara.
- Mei 2022: Permintaan naik memasuki bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri sehingga memicu kenaikan harga pangan.
- Juni 2022: Terjadi anomali cuaca di berbagai wilayah yang mengakibatkan gagal panen beberapa komoditas hortikultura sehingga memicu kenaikan harga.
- September 2022: Pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite 30,72%, Solar naik 32,04%, dan Pertamax naik 16%.
- Desember 2022: Musim libur sekolah, perayaaan Natal 2022, dan Tahun Baru 2023 mendorong kenaikan harga komoditas pangan dan transportasi.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mengklaim sudah berkolaborasi untuk meredam gejolak inflasi melalui program berikut:
- Operasi pasar murah
- Inspeksi pasar dan distributor agar tidak menahan stok barang
- Kerja sama dengan daerah penghasil komoditas untuk kelancaran pasokan
- Merealisasikan belanja tidak terduga
- Mengucurkan dukungan APBD untuk sektor transportasi
Demi meredam inflasi, sepanjang 2022 Bank Indonesia (BI) juga menaikkan suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebanyak 5 kali. Total kenaikannya 200 basis points (bps) hingga BI7DRR mencapai level 5,5% pada akhir 2022.
(Baca: Kilas Balik 2022, Habis Pandemi Terbitlah Inflasi)