Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Oktober 2023, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa stabil di level 5% selama periode 2023-2024.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi global diprediksi melambat dari 3% pada 2023, menjadi 2,9% pada 2024.
(Baca: IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global 2024, Apa Alasannya?)
IMF tidak merinci faktor-faktor apa saja yang bisa menopang stabilitas ekonomi Indonesia setahun ke depan.
Namun, secara umum IMF memaparkan ada sejumlah faktor yang berpotensi membebani pertumbuhan ekonomi global, salah satunya gejolak harga komoditas.
"Harga komoditas bisa lebih fluktuatif jika terjadi ketegangan politik dan gangguan terkait perubahan iklim," kata IMF.
"Harga minyak bumi sudah naik sekitar 25% karena pemangkasan pasokan dari OPEC+. Harga pangan masih tetap tinggi dengan meningkatnya eskalasi perang di Ukraina. Fragmentasi geoekonomi juga menyebabkan naiknya harga distribusi komoditas antarwilayah," lanjutnya.
IMF pun menilai dunia masih menghadapi risiko inflasi dalam beberapa waktu mendatang.
"Ekspektasi inflasi jangka pendek telah meningkat jauh di atas target, meskipun saat ini kelihatannya mulai membaik," kata IMF.
"Dengan pasar tenaga kerja yang ketat, penghematan berlebih di beberapa negara, dan perkembangan harga energi yang merugikan, inflasi bisa menjadi lebih mengakar, butuh tindakan yang lebih kuat dari bank sentral," lanjutnya.
(Baca: IMF Prediksi Ekonomi Tiongkok dan AS Melambat pada 2024)