Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Tapanuli Selatan pada 2024 sebesar 6,92%, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 7,01%. Jumlah penduduk miskin tercatat 19.900 jiwa dari total penduduk 322.377 jiwa.
Secara historis, angka kemiskinan di Tapanuli Selatan mengalami fluktuasi. Pada periode 2004-2024, persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu 22,08%, sedangkan terendah pada 2024 yaitu 6,92%. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi tercatat pada 2006 dengan 3,14%, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada 2008 turun 32,27%. Dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir yaitu 7,96%, kemiskinan saat ini lebih rendah. Sementara dibandingkan 5 tahun terakhir yaitu 8,12%, kemiskinan juga lebih rendah.
(Baca: Jumlah Penduduk Menganut Agama Aliran Kepercayaan di Aceh | 2024)
Peringkat kemiskinan Tapanuli Selatan secara nasional juga mengalami pergeseran. Pada tahun 2004, Tapanuli Selatan berada di peringkat 143. Pada 2024, posisinya berada di peringkat 355. Perkembangan ini menunjukkan adanya perbaikan penanganan kemiskinan di kabupaten ini.
Di Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki persentase kemiskinan yang relatif dekat dengan beberapa kabupaten/kota lain. Berikut perbandingan beberapa indikator utama dengan daerah tetangga.
Kota Binjai
Dengan persentase kemiskinan 4,75%, Binjai menduduki peringkat 451 secara nasional. Jumlah penduduk miskin tercatat 13.860 jiwa dari total penduduk 312.628 jiwa. Garis kemiskinan di kota ini mencapai Rp 577.220,00 per kapita per bulan, dan pendapatan per kapita penduduknya adalah Rp 50,75 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk di Binjai mencapai 2,17%, dengan pertumbuhan jumlah penduduk miskin sebesar 0,07%.
Kabupaten Dairi
Dairi mencatat persentase kemiskinan 7,10% dan menempati peringkat 343 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kabupaten ini mencapai 20.400 jiwa dari total penduduk 329.341 jiwa. Garis kemiskinan di Dairi adalah Rp 502.924,00 per kapita per bulan, dan pendapatan per kapita mencapai Rp 38,39 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 2,24%, namun jumlah penduduk miskin mengalami penurunan turun 4,76%.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Serang Periode 2009 - 2024)
Kota Padang Sidimpuan
Kota ini memiliki persentase kemiskinan 6,23% dan berada di peringkat 394 secara nasional. Terdapat 14.880 jiwa penduduk miskin dari total 231.266 jiwa. Garis kemiskinan di Padang Sidimpuan mencapai Rp 556.024,00 per kapita per bulan, dengan pendapatan per kapita sebesar Rp 35,72 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk di kota ini sebesar 0,81%, namun jumlah penduduk miskin turun 7,86%.
Kabupaten Pakpak Bharat
Dengan persentase kemiskinan 6,87%, Pakpak Bharat menempati peringkat 358 secara nasional. Jumlah penduduk miskin hanya 3.730 jiwa dari total populasi 57.152 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini tercatat Rp 412.759,00 per kapita per bulan, dan pendapatan per kapita penduduk adalah Rp 30,57 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk mencapai 1,56%, sedangkan jumlah penduduk miskin menurun turun 6,98%.
Kota Pematang Siantar
Persentase kemiskinan di Pematang Siantar adalah 7,20%, menempatkannya di peringkat 339 secara nasional. Kota ini memiliki 18.970 jiwa penduduk miskin dari total 278.325 jiwa. Garis kemiskinan di Pematang Siantar adalah Rp 709.992,00 per kapita per bulan, dengan pendapatan per kapita mencapai Rp 62,62 juta per tahun. Jumlah penduduk meningkat sebesar 1,14%, sementara jumlah penduduk miskin sedikit naik 0,05%.
Kabupaten Serdang Bedagai
Serdang Bedagai memiliki persentase kemiskinan 6,97%, berada di peringkat 348 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 43.000 jiwa dari total populasi 690.722 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini tercatat Rp 518.209,00 per kapita per bulan, dan pendapatan per kapita penduduk adalah Rp 60,74 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk mencapai 1,80%, namun jumlah penduduk miskin menurun turun 6,28%.