Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Biak Numfor pada tahun 2024 sebesar 23,46%. Angka ini sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 23,53%. Dengan jumlah penduduk 149.476 jiwa, terdapat 35.940 jiwa penduduk miskin di kabupaten tersebut.
Secara historis, persentase kemiskinan di Kabupaten Biak Numfor mengalami fluktuasi. Pada tahun 2004, persentase kemiskinan mencapai angka tertinggi yaitu 44,87%. Setelah itu, terjadi penurunan signifikan hingga mencapai titik terendah pada tahun 2024. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 5,55%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu turun 1,18%. Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar 23,82%, angka kemiskinan tahun 2024 lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) sebesar 23,89%, angka kemiskinan tahun 2024 juga lebih rendah.
Secara nasional, Kabupaten Biak Numfor berada pada urutan ke-41 dalam persentase kemiskinan pada tahun 2024. Urutan ini relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir, meskipun sempat berada pada urutan ke-40 pada tahun 2022. Pergeseran urutan ini menggambarkan kompleksitas penanganan kemiskinan di berbagai daerah di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Papua yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Kabupaten Biak Numfor memiliki karakteristik yang unik. Kabupaten-kabupaten tersebut antara lain Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Waropen.
Kabupaten Jayapura
Kabupaten Jayapura dengan persentase kemiskinan 11,60% menempati urutan ke-188 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 15.210 jiwa dengan pertumbuhan 2,01%. Jumlah penduduk di sana 203.152 jiwa menunjukkan skala wilayah yang lebih besar. Garis kemiskinan di Kabupaten Jayapura adalah Rp 729.234 per kapita per bulan, lalu pendapatan per kapita masyarakatnya mencapai Rp 117,89 juta per tahun. Pertumbuhan ekonomi di wilayah ini memengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk.
Kabupaten Keerom
Dengan persentase kemiskinan 15,84%, Kabupaten Keerom berada di urutan ke-87 di Indonesia. Jumlah penduduk miskinnya 9.520 jiwa, mencerminkan tantangan tersendiri dalam pemerataan ekonomi. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mencapai 2,15%. Jumlah penduduk tercatat 70.823 jiwa. Garis kemiskinan di Kabupaten Keerom adalah Rp 832.766 per kapita per bulan, sementara pendapatan per kapita mencapai Rp 56,37 juta per tahun.
Kabupaten Kepulauan Yapen
Kabupaten Kepulauan Yapen memiliki persentase kemiskinan 25,69% dan menduduki peringkat ke-33 secara nasional. Jumlah penduduk miskinnya mencapai 26.090 jiwa dengan pertumbuhan 0,23%. Jumlah penduduknya 115.648 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini adalah Rp 782.033 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di wilayah ini mencapai Rp 44,48 juta per tahun dengan pertumbuhan 4,75%.
Kabupaten Mamberamo Raya
Kabupaten Mamberamo Raya, dengan persentase kemiskinan 30,29%, menempati urutan ke-15 secara nasional. Jumlah penduduk miskinnya adalah 7.890 jiwa dengan pertumbuhan 4,37%. Jumlah penduduk 40.449 jiwa. Garis kemiskinan di Kabupaten Mamberamo Raya mencapai Rp 861.147 per kapita per bulan dan pendapatan per kapita masyarakat adalah Rp 58,53 juta per tahun.
Kabupaten Sarmi
Kabupaten Sarmi memiliki persentase kemiskinan sebesar 14,05%, menempatkannya pada urutan ke-120 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin tercatat 5.870 jiwa, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 7,71%. Jumlah penduduk 44.200 jiwa. Garis kemiskinan di Kabupaten Sarmi adalah Rp 653.436 per kapita per bulan dan pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 88,76 juta per tahun.
Kabupaten Waropen
Kabupaten Waropen mencatat persentase kemiskinan 29,85% dan menduduki urutan ke-19 secara nasional. Jumlah penduduk miskinnya adalah 10.300 jiwa, mencerminkan pertumbuhan 4,46%. Jumlah penduduk 38.189 jiwa. Pendapatan per kapita di wilayah ini mencapai Rp 68,45 juta per tahun.