Serangan Israel ke Palestina, khususnya Jalur Gaza, belum juga berhenti. Namun, jumlah korban barunya masih misteri.
"Pada tanggal 16 November, untuk hari kedua berturut-turut, pasukan Israel disertai tank menyerbu kompleks rumah sakit Shifa di Kota Gaza. Dampak operasi militer tersebut masih belum jelas," kata United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), Kamis (16/11/2023).
(Baca: Korban Jiwa Palestina Sangat Banyak, Apa Datanya Akurat?)
Sebelumnya OCHA rutin menghimpun laporan jumlah korban Palestina dari Kementerian Kesehatan Gaza, yang biasanya diperbarui setiap hari.
Tapi, dalam sepekan terakhir Kementerian Kesehatan Gaza belum mengirim laporan korban baru, seiring dengan banyaknya rumah sakit yang kolaps karena serangan, sehingga mereka kehilangan sarana penanganan dan pendataan korban.
Menurut OCHA, laporan data korban jiwa Palestina di Jalur Gaza terakhir kali masuk pada 10 November 2023, dengan jumlah 11.078 orang.
Kemudian pada 16 November 2023 ada penambahan 3 korban jiwa Palestina di Tepi Barat, sehingga jumlahnya menjadi 186 orang.
Dengan begitu, sampai 16 November 2023 jumlah total korban jiwa Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang tercatat totalnya 11.264 orang.
Sementara dari pihak Israel, total korban jiwa yang dilaporkan masih 1.253 orang, sama seperti kemarin.
Sebelumnya Israel sempat melaporkan korban jiwa dari pihak mereka mencapai 1.400 orang. Namun, angkanya direvisi menjadi lebih rendah sejak 9 November 2023, seperti terlihat pada grafik.
Adapun jumlah korban jiwa Jalur Gaza berpotensi semakin tertutup dari sorotan dunia. Selain karena banyaknya rumah sakit yang kolaps, fasilitas komunikasi di sana juga kian hancur.
"Pada tanggal 16 November, sekitar pukul 16.00, layanan telekomunikasi Gaza ditutup setelah perusahaan penyedia mengumumkan bahan bakar untuk menjalankan generator listrik telah habis," kata OCHA, Kamis (16/11/2023).
"Selain itu, beberapa infrastruktur komunikasi di bagian selatan Gaza terkena serangan dan rusak pada tanggal 14 November," lanjutnya.
(Baca: Ini Perusahaan yang Membantu Pendudukan Israel di Palestina menurut PBB)