Sejak perang Israel-Hamas meletus 7 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Gaza aktif melaporkan jumlah warga Palestina yang terbunuh, yang angkanya bisa bertambah 300-600 orang per hari.
Laporan terakhirnya, korban jiwa Palestina di Jalur Gaza sudah melampaui 11.000 orang. Namun, seberapa akurat data itu?
Akurasi data korban dari Kementerian Kesehatan Gaza sempat diragukan Joe Biden, Presiden Amerika Serikat (AS).
"Saya tidak berpikiran bahwa orang-orang Palestina mengatakan yang sebenarnya tentang berapa banyak orang yang terbunuh," kata Joe Biden, disiarkan Reuters, Kamis (26/10/2023).
Joe Biden menyampaikan keraguan itu pada hari ke-20 perang Israel-Hamas, saat Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan warga Palestina yang terbunuh sudah melampaui 7.000 orang.
(Baca: Daftar Negara Pemasok Senjata untuk Israel, AS Teratas)
Kebenaran laporan Kementerian Kesehatan Gaza memang boleh dipertanyakan. Pasalnya, dalam perang skala besar Israel-Hamas kali ini tak ada pihak ketiga yang bisa memverifikasi jumlah korban.
Namun, jika dilihat secara historis, laporan Kementerian Kesehatan Gaza biasanya tak jauh beda dengan temuan badan independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut data yang dihimpun Associated Press (AP) News, ketika konflik Israel-Palestina pecah pada 2008, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan korban jiwa Palestina berjumlah 1.440 orang.
Pada saat yang sama, berdasarkan riset independen dan penelusuran catatan medis. badan PBB melaporkan korban jiwa Palestina 1.385 orang,
Hal serupa terjadi ketika konflik pecah lagi pada 2014 dan 2021. Laporan jumlah korban jiwa dari Kementerian Kesehatan Gaza hanya terpaut tipis dari temuan badan PBB, seperti terlihat pada grafik.
"Angka-angka itu mungkin tidak sepenuhnya akurat. Tapi angka-angka tersebut sebagian besarnya mencerminkan tingkat kematian dan luka," kata Michael Ryan, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diwawancarai AP News, Selasa (7/11/2023).
"PBB serta organisasi dan pakar internasional lainnya, bahkan otoritas Palestina di Tepi Barat yang merupakan saingan Hamas, menyatakan sejak dulu Kementerian Gaza berusaha menghitung korban dengan niat baik, dalam kondisi yang paling sulit," kata redaksi AP News.
Adapun dalam sepekan terakhir, tepatnya sejak 10 November 2023, Kementerian Kesehatan Gaza belum memperbarui jumlah korban mereka.
Menurut badan PBB, laporan terhenti karena banyak rumah sakit di Gaza yang kolaps akibat serangan Israel. Padahal, rumah sakit merupakan sarana utama penanganan dan pendataan korban.
(Baca: Israel Terus Serang Palestina, Tambahan Korban Belum Diketahui)