Sejak perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023, muncul banyak seruan boikot terhadap produk yang berafiliasi dengan Israel.
Adapun menurut survei Kurious-Katadata Insight Center (KIC), dari 2.554 orang responden Indonesia, sekitar 36% aktif melakukan boikot, dan 47% mendukung aksi serupa tapi belum melakukannya.
(Baca: Ini Merek yang Banyak Jadi Target Boikot di TikTok)
Di kelompok responden yang aktif dan mendukung boikot produk pro Israel, mayoritasnya melakukan hal tersebut karena ingin mendukung Palestina (64,7%).
Ada pula yang motifnya memprotes aksi Israel (61,8%), dan prihatin terhadap situasi konflik Israel-Palestina (58%).
Survei Kurious-KIC ini melibatkan 2.118 responden yang mengaku aktif dan mendukung aksi boikot produk pro-Israel. Sebanyak 58,9% responden perempuan dan 41,1% laki-laki.
Mayoritas responden berada di Pulau Jawa selain Jakarta (63,7%), diikuti responden di DKI Jakarta (15,1%), dan Pulau Sumatra (13,9%).
Sementara proporsi responden dari Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua berkisar 0,2—4%.
Pengambilan data dilakukan pada 10-17 November 2023 menggunakan metode computer-assisted web interviewing (CAWI), dengan toleransi kesalahan (margin of error) +/- 1,94% dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Bagaimana Respons Masyarakat terhadap Pendukung Israel? Ini Hasil Surveinya)