Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 51 kejadian bencana alam di Indonesia selama periode 1-7 Juli 2024.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyatakan, jumlah bencana ini meningkat dibanding pekan-pekan sebelumnya.
"Kalau di periode musim transisi atau musim kemarau, jumlah bencana yang berdampak signifikan dalam 4 minggu terakhir tidak pernah lebih dari 30 kejadian," kata Abdul dalam konferensi pers di kanal YouTube BNPB, Selasa (9/7/2024).
Pada pekan pertama bulan ini bencana banjir mendominasi dengan 33 kejadian, setara 64% dari total bencana alam secara nasional.
Padahal, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hampir 50% wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau.
"Kita menuju puncak kemarau sebenarnya, Juli-Agustus, tapi banjir masih mendominasi," kata Abdul.
Kemudian ada bencana cuaca ekstrem sebanyak 6 kejadian, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 4 kejadian.
"Meski pada puncak musim hujan bukan berarti kita tidak punya kebakaran hutan. Dua bencana hidrometeorologi yang bertolak belakang dari sisi penyebab itu selalu ada di setiap periode," kata Abdul.
Pada pekan pertama bulan ini juga ada bencana tanah longsor 3 kejadian, gempa bumi dan kekeringan masing-masing 2 kejadian, diikuti gelombang pasang/abrasi 1 kejadian.
(Baca: Mayoritas Desa di Kawasan IKN Berisiko Banjir)