Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Buleleng sebesar 5,39 persen pada 2024. Angka ini sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5,85 persen. Dengan jumlah penduduk 826.193 jiwa, terdapat 36.550 penduduk miskin di Buleleng.
Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin berkurang 2.970 jiwa, mencerminkan penurunan sebesar 7,52 persen. Perkembangan ini menunjukkan pergeseran positif, namun posisi Buleleng secara nasional masih perlu diperhatikan. Buleleng berada di urutan ke-426 secara nasional dalam persentase kemiskinan.
(Baca: BPS: Jumlah Penduduk Miskin di Banten Turun 0,61%(Data Maret 2025))
Secara historis, persentase kemiskinan di Buleleng fluktuatif dalam dua dekade terakhir. Angka tertinggi tercatat pada 2004, yaitu 10,13 persen. Sedangkan angka terendah terjadi pada 2012 dengan 5,19 persen. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 23,53 persen, sementara penurunan terdalam terjadi pada 2009 turun 20,13 persen. Rata-rata persentase kemiskinan dalam tiga tahun terakhir adalah 5,82 persen, sedangkan rata-rata lima tahun terakhir adalah 5,70 persen.
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Bali yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Buleleng menunjukkan karakteristik yang berbeda. Kabupaten Bangli memiliki persentase kemiskinan 5,06 persen, Kabupaten Jembrana 4,51 persen, Kabupaten Karangasem 6,52 persen, dan Kabupaten Klungkung 5,30 persen. Masing-masing kabupaten ini memiliki dinamika tersendiri dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Kabupaten Bangli
Kabupaten Bangli menempati urutan ke-441 secara nasional dalam persentase kemiskinan. Dengan jumlah penduduk 259.392 jiwa, tercatat 11.790 jiwa penduduk miskin. Garis kemiskinan di Bangli adalah Rp 465.572,00 per kapita per bulan, dengan pendapatan per kapita mencapai Rp 32,28 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk sedikit naik sebesar 1,08 persen, namun pertumbuhan penduduk miskin mengalami penurunan turun 3,68 persen. Hal ini menunjukkan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan di Bangli cukup efektif, meskipun garis kemiskinannya perlu menjadi perhatian.
Kabupaten Jembrana
Kabupaten Jembrana menduduki peringkat ke-460 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan. Dengan jumlah penduduk 329.353 jiwa, terdapat 12.900 penduduk miskin. Garis kemiskinan di Jembrana tercatat sebesar Rp 531.164,00 per kapita per bulan, dengan pendapatan per kapita mencapai Rp 51,73 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk sedikit meningkat sebesar 0,57 persen. Penurunan persentase penduduk miskin sangat signifikan, yakni -8,64 persen.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Toba Samosir Periode 2004 - 2024)
Kabupaten Karangasem
Kabupaten Karangasem berada di peringkat ke-382 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan. Jumlah penduduknya mencapai 536.477 jiwa, dengan 27.760 penduduk miskin. Garis kemiskinan di Karangasem tercatat sebesar Rp 432.414,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 40,23 juta per tahun. Jumlah penduduk naik 1,12 persen, sementara pertumbuhan penduduk miskin cenderung stabil dengan penurunan tipis turun 0,25 persen.
Kabupaten Klungkung
Kabupaten Klungkung menempati urutan ke-430 secara nasional dalam persentase kemiskinan. Dengan jumlah penduduk 222.763 jiwa, tercatat 9.680 jiwa penduduk miskin. Garis kemiskinan di Klungkung adalah Rp 411.010,00 per kapita per bulan, dengan pendapatan per kapita mencapai Rp 52,63 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk naik sebesar 1,03 persen. Penurunan penduduk miskin tercatat turun 5,28 persen.