Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Siak pada tahun 2024 sebesar 5,08%, mengalami sedikit penurunan turun 2,87% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 26.720 jiwa dari total 487.673 jiwa penduduk.
Kabupaten Siak menempati peringkat ke-439 secara nasional dalam persentase kemiskinan, menunjukkan posisi yang relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Di Pulau Sumatera, Kabupaten Siak berada pada peringkat ke-135.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Simeulue 2015-2024)
Secara historis, persentase kemiskinan di Kabupaten Siak mengalami fluktuasi. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar 9,62%, sedangkan terendah pada tahun 2022 sebesar 5,07%. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 17,97%, sedangkan penurunan terdalam terjadi pada tahun 2005 turun 20,79%. Jika dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir, angka kemiskinan saat ini sedikit lebih tinggi. Namun jika dibandingkan 5 tahun terakhir angka tersebut lebih rendah.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Riau yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Kabupaten Siak memiliki posisi yang cukup baik. Kabupaten Bengkalis, Kota Dumai, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Indragiri Hulu, dan Kota Pekanbaru memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal jumlah penduduk, tingkat kemiskinan, dan pendapatan per kapita.
Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Bengkalis berada di peringkat 386 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan, dengan angka 6,36%. Jumlah penduduk miskin di kabupaten ini mencapai 36.560 jiwa. Dengan jumlah penduduk mencapai 671.725 jiwa, Bengkalis memiliki garis kemiskinan sebesar Rp 755.572,00 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 5,85%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 29,69 juta per tahun dan pertumbuhan 2,99%. Pertumbuhan jumlah penduduk 3,05% sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan persentase kemiskinan, menunjukkan perbaikan.
(Baca: Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kab. Padang Pariaman | 2024)
Kota Dumai
Kota Dumai memiliki persentase kemiskinan terendah di antara wilayah pembanding, yaitu 3,14% dan menempati urutan 501 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kota ini adalah 10.020 jiwa, dari total penduduk 349.389 jiwa. Garis kemiskinan di Dumai tercatat sebesar Rp 631.652,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Dumai mencapai Rp 15,81 juta per tahun, dengan pertumbuhan 6,08%. Pertumbuhan jumlah penduduk 3,35% sejalan dengan penurunan persentase kemiskinan.
Kabupaten Indragiri Hilir
Dengan persentase kemiskinan 5,66%, Kabupaten Indragiri Hilir berada di peringkat 416 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 41.050 jiwa dari total penduduk 705.041 jiwa, menjadikannya yang tertinggi di antara wilayah pembanding. Garis kemiskinan di Indragiri Hilir adalah Rp 629.570,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita tercatat Rp 13,87 juta per tahun, dengan pertumbuhan 7,30%. Pertumbuhan jumlah penduduk 2,14% lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan perkapita.
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Indragiri Hulu mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 6,02% dan berada pada peringkat 400 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kabupaten ini adalah 27.530 jiwa, dari total 482.445 jiwa penduduk. Garis kemiskinan di Indragiri Hulu mencapai Rp 660.349,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita sebesar Rp 12,91 juta per tahun dan pertumbuhan 5,67%. Pertumbuhan jumlah penduduk 3,43% lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan per kapita.
Kota Pekanbaru
Kota Pekanbaru memiliki persentase kemiskinan yang sama dengan Kota Dumai yaitu 3,15% dan menempati urutan 500 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 38.170 jiwa, meskipun memiliki jumlah penduduk terbesar di antara wilayah pembanding, yaitu 1.138.530 jiwa. Garis kemiskinan di Pekanbaru adalah Rp 749.522,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita tercatat sebesar Rp 16,69 juta per tahun, dengan pertumbuhan 6,02%. Pertumbuhan jumlah penduduk 2,01% lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan per kapita.