Selama periode 7-26 Oktober 2023, perang Israel-Palestina telah menimbulkan sekitar 8.500 korban jiwa dan 25.800 korban luka dari kedua belah pihak.
Data ini dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza dan keterangan resmi pemerintah Israel.
(Baca: Perang Israel-Palestina Tewaskan 8.000 Orang, DK PBB Masih Berdebat)
Adapun sampai hari ke-20 perang, yakni Kamis (26/10/2023), jumlah total korban jiwa Palestina sudah sekitar lima kali lipat lebih banyak dari korban jiwa Israel.
OCHA mencatat, mayoritas korban Palestina berada di Jalur Gaza dengan jumlah korban jiwa sekitar 7.028 orang dan korban luka 18.482 orang. Sementara di wilayah Tepi Barat korban jiwanya 103 orang dan korban luka 1.956 orang.
Kemudian korban jiwa Israel berjumlah sekitar 1.402 orang dan korban luka 5.445 orang, tidak ada laporan penambahan korban baru dari Israel sejak Senin (23/10/2023).
Selain angka-angka di atas, OCHA menyebut ada sekitar 1.600 warga Palestina di Gaza yang dilaporkan hilang, sekitar 900 orang di antaranya adalah anak-anak. Mereka yang hilang ini diperkirakan terjebak di timbunan reruntuhan bangunan.
OCHA juga melaporkan jumlah pengungsi di Gaza sudah melampaui 1,4 juta orang. Sekitar 641 ribu orang di antaranya tinggal di pos-pos penampungan darurat UNRWA, badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang melayani pengungsi Palestina, sedangkan sisanya tersebar di berbagai tempat.
"Di banyak pos penampungan darurat UNRWA, jumlah pengungsi telah mencapai 4.400 orang, padahal tempat tersebut dirancang untuk menampung 1.500-2.000 pengungsi per pos," lapor OCHA, Kamis (26/10/2023).
"Kepadatan pengungsi yang berlebihan di pos penampungan darurat UNRWA Gaza bagian tengah dan selatan sangat menghambat akses terhadap layanan dasar, meningkatkan risiko kesehatan dan keselamatan, serta berdampak negatif bagi kesehatan mental," lanjutnya.
(Baca: 13 Negara Beri Bantuan untuk Palestina, Totalnya Rp5 Triliun)