Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Minggu (19/5/2024) pukul 17.33 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 12 kali.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 350 meter di atas puncak (1.773 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat laut. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 17 milimeter dan durasi 229 detik.
(Baca: Kalimantan Barat Hasilkan Emisi CO2 dari Karhutla Terbanyak sampai Juli 2023)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 19 Mei 2024 pukul 06.00-12.00 WITA menunjukkan terjadi 53 kali gempa hembusan dengan amplitudo 6,2-21 milimeter dan lama gempa 130-425 detik. Kemudian, 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 4,7-12 milimeter dominan 4,7 milimeter.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2024, MAGMA Indonesia telah merekam 732 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (271 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 63 kali.
(Baca: Akibat Karhutla, ISPA Kalimantan Selatan Capai 189 Ribu Kasus per September 2023)