Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Sarolangun, Jambi sebesar 8,36 persen pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 8,54 persen. Dengan jumlah penduduk miskin mencapai 26.540 jiwa dari total 310.287 jiwa, Sarolangun menduduki peringkat 294 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan.
Secara historis, persentase kemiskinan di Sarolangun mengalami fluktuasi. Pada periode 2004-2024, angka tertinggi tercatat pada tahun 2004 sebesar 20,25 persen, sementara angka terendah terjadi pada tahun 2024. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 11,22 persen, dan terendah pada tahun 2007 turun 11,63 persen. Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar 8,46 persen, angka kemiskinan saat ini sedikit lebih rendah. Namun, dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) sebesar 8,53 persen, angka ini juga lebih rendah.
(Baca: BPS: Garis Kemiskinan Makanan dan Nonmakanan di Kalimantan Utara Naik 3,59%(Data Maret 2025))
Di Provinsi Jambi, Kabupaten Sarolangun berada di antara beberapa kabupaten/kota dengan persentase kemiskinan yang berdekatan. Kabupaten Batang Hari memiliki persentase kemiskinan 8,63 persen, Kota Jambi 7,73 persen, Kabupaten Kerinci 6,93 persen, Kabupaten Merangin 8,4 persen, Kabupaten Tanjung Jabung Barat 9,54 persen, dan Kabupaten Tebo 6,12 persen.
Kabupaten Batang Hari
Dengan persentase kemiskinan 8,63 persen, Kabupaten Batang Hari menempati peringkat 284 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di wilayah ini mencapai 23.740 jiwa. Garis kemiskinan di Batang Hari tercatat sebesar Rp 613.093 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 82,61 juta per tahun. Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 8,27 persen, sementara jumlah penduduk secara keseluruhan juga mengalami penurunan sebesar 0,68 persen.
Kota Jambi
Kota Jambi memiliki persentase kemiskinan 7,73 persen dan berada di peringkat 321 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 47.250 jiwa. Garis kemiskinan di kota ini tercatat sebesar Rp 757.014 per kapita per bulan, menjadikannya salah satu yang tertinggi di antara wilayah pembanding. Pendapatan per kapita mencapai Rp 68,30 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 5,67 persen, namun jumlah penduduk secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 1,16 persen.
(Baca: 6,02% Penduduk di Kabupaten Pasaman Masuk Kategori Miskin)
Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci mencatatkan persentase kemiskinan 6,93 persen, menempatkannya pada peringkat 353 secara nasional. Jumlah penduduk miskinnya adalah 16.830 jiwa. Garis kemiskinan di Kerinci adalah Rp 606.095 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di kabupaten ini sebesar Rp 57,34 juta per tahun. Jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 7,58 persen, sementara jumlah penduduk secara keseluruhan tumbuh sebesar 2,44 persen.
Kabupaten Merangin
Kabupaten Merangin memiliki persentase kemiskinan 8,4 persen dan menduduki peringkat 293 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 33.490 jiwa. Garis kemiskinan di Merangin tercatat sebesar Rp 617.011 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 68,22 juta per tahun. Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 4,83 persen, dan jumlah penduduk secara keseluruhan meningkat sebesar 2,51 persen.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki persentase kemiskinan 9,54 persen, menempatkannya pada peringkat 253 secara nasional. Jumlah penduduk miskinnya mencapai 33.120 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini adalah Rp 575.337 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Tanjung Jabung Barat cukup tinggi, mencapai Rp 166,33 juta per tahun. Jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 1,46 persen, sementara jumlah penduduk secara keseluruhan tumbuh sebesar 1,79 persen.
Kabupaten Tebo
Kabupaten Tebo memiliki persentase kemiskinan 6,12 persen dan menduduki peringkat 397 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 22.480 jiwa. Garis kemiskinan di Tebo tercatat sebesar Rp 590.573 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 67,30 juta per tahun. Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 4,22 persen, dan jumlah penduduk secara keseluruhan meningkat sebesar 2,04 persen.