Westmetall mencatat harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan pada hari ini turun 0,75 persen menuju level US$ 15.880 per ton. Penurunan harga ini termasuk yang cukup tinggi dibandingkan rata-rata pergerakan harga dalam sepekan terakhir.
Harga komoditas nikel mengalami lonjakan tertinggi minggu ini pada Selasa, 19 November 2024 sebesar 2,38 persen. Sedangkan, perdagangan terhitung sejak awal tahun terus mengalami penurunan dengan pertumbuhan tahun berjalan (year to date) turun 5,48 persen.
(Baca: Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan Naik Menuju Level US$ 566,9 Bushel (Senin, 25 November 2024))
Kondisi saat ini menggenapi pergerakan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan dalam dua hari terakhir yang sedang dalam tren turun.
Seminggu terakhir, pergerakan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan tumbuh 0,16 persen dengan rata-rata harga transaksi harian adalah US$ 15,83 ribu per ton. Alhasil sepanjang 2024, harga komoditas nikel telah menyusut -5,48 persen dari posisi awal tahun yang berada di level US$ 16.800 per ton. Bahkan dari harga tertingginya tahun ini di US$ 21.650 per ton, harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan telah turun 26.65 persen.
Secara tahunan, rata-rata perdagangan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan dalam lima tahun terakhir dalam tren naik. Sementara itu, untuk pantauan harga secara bulanan, transaksi dalam 12 bulan terakhir cenderung turun. Tertinggi, harga rata-rata bulanan komoditas komoditas nikel pernah tercatat yakni pada Mei 2024 diharga US$ 19,77 ribu per ton.
(Baca: Harga Perak Pagi Hari Diperdagangkan US$ 31,66 per Troy Ons (Senin, 25 November 2024))
Melansir berita Katadata sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memproyeksikan nilai ekspor turunan nikel dapat mencapai US$60 miliar atau sekitar Rp927,84 triliun pada 2025. Hal tersebut disebabkan oleh hilirisasi nikel menjadi mobil listrik atau EV. Pada 2022, nilai ekspor nikel dan turunannya mencapai US$ 34,28 miliar atau Rp 530,1 triliun.